BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Upaya meningkatkan kemampuan bagi setiap penduduk untuk mencapai dan menikmati
hidup sehat itu harus dilaksanakan oleh kerena itu penduduk yang sehat akan
lebih mampu meningkatkan produktivitasnya.
Gangguan pendengaran disatu pihak akan menghambat
produktivitas setiap penduduk yang menyandangnya dan di lain pihak tentu
membebani keluarga dan masyarakat lingkungannya. Hasil survei telingan nasional
yang dilakukan pada tahun 1996 menunjukan peningkatan prevelensi morbiliditas
penyakit tuli menjadi 22,1%. Dan diketahui pula masih rendahnya pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan telinga, kerena diketahui pula
bahwa penyebab tuli terbesar adalah presbikusis dan ditemukan adanya
kesenjangan pelayanan antara puskesmas dan rumah sakit, maka perlu adanya
pendidikan langsung yang diberikan kepada masyarakat guna menambah pengetahuan
dalam kemandirian masyarakat terhadap penyakit gangguan tersebut.
B. Tujuan
a.
Dapat menegtahui
penegrtian Presbikusis.
b.
Dapat mengetahup
penyebab Presbikusis.
c.
Dapat mengetahui
proses perjalanan gangguan presbikusis.
d.
Dapat mengetahui
tanda dan gejala Presbikusis.
e.
Dapat mengetahu
pemeriksaan penunjang pada gangguan Presbikusis.
f.
Dapat mengetahui
Penatalaksanaan pada gangguan Presbikusis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Presbikusis
merupakan tuli saraf sensorial pada usia 65 tahun keatas. Tuli sensori neural (
saraf ) pada usia lanjut akibat proses degenerasi ( penuaan ) organ
pendengaran. Presbikusis dapat terjadi mulai dari frekuensi 100 Hz atau lebih.
Klasifikasi Presbikusis
:
·
Sensorik → Lesi
terbatas pada kokhlea, atrofiorgan corti, sel rambut berkurang.
·
Neural → Sel neuron
dan jaras auditorik berkurang.
·
Metabolik → Fingsi
sel dan keseimbangan biokimia kokhlea berkurang.
·
Mekanik → Perubahan
gerak mekanik pada duktus koklearis atrofi ligamentum spiralis. Membaran
basilaris lebih kaku.
B.
Etiologi
Umumnya presbikusis
merupakan kombinasi dari beberapa hal-hal yaitu :
a.
Degenerasi
elastisitas gendang telinga.
b.
Degenerasi sel
rambut pada koktela.
c.
Degenerasi
fleksibilitas di membran besilar.
d.
Berkurangnya neuron
pada jalur pendengaran.
e.
Perubahan pada
sistem pusat pendengaran dan batang otak.
f.
Degenerasi jangka
pendek atau auditory memory.
g.
Menurunnya
kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak.
h.
Faktor genetik.
i.
Pola makan.
j.
Anterosklerosis.
k.
Infeksi, bising dan
gaya hidup.
C.
Patofisiologi
Proses
degenerasi → Perubahan struktur kokhlea dan N. VIII → Atrofi dan degenerasi
sel-sel rambut penunjang pada organ corti → berkurangnya jumlah dan ukuran
sel-sel ganglion dan sel saraf.
D.
Tanda dan gejala
a.
Berkurangnya
pendengaran secara perlahan-lahan progesrif simitris pada kedua telinga.
b.
Telinga berdinging
( tinitus nada tinggi ).
c.
Dapat mendengar
percakapan tapi sulit memehami isi percakapan.
d.
Bila intensitas
suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri.
E.
Pemeriksaan
Penunjang
a.
Otopsi → tampak
membran timpani suram.
b.
Tes panala pada
tuli sensori neural.
c.
Pemeriksaan
audiometri nada murni menunjukan suatu ketulian saraf nada tinggi.
d.
Pemeriksaan
audiometry tutur.
F.
Penatalaksanaan
a.
Pemasangan alat bantu
dengar.
b.
Latihan membaca
ujaran.
c.
Latihan mendengar.
d.
Kurangi paparan
terhadap bising.
e.
Gunakan pelindung
telinga untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut.
f.
Berbicaralah pada
pendengar presbikusis dengan nada rendah dan jelas.
BAB III
PENUTUP
Penyusun mengucapkan syukur alhamdullilah kepada Allah
SWT, karena pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun masih banyak kesalahan dan masih kurang sempurna.
Penyusun berharap dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua serta para pembaca. Penyusun mengucapkan terimakasih
kepada para pembaca atas kesediaan membaca makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar