BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat merencanakan, mendesain, dan melaksanakan suatu
program pendidikan, perawatsebagai pendidik harus berhati-hati dalam
mempertimbangkan karakteristik peserta didik berkaitan dengan tahapan
perkembangan dalam kehidupan mereka. Semakin heterogen halayak sasarannya,
semakinkompleks pembuatan program
pendidikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan di dalam populasi. Sebaliknya,
semakin homogen populasi peserta didik, semakin mudah pendekatan pengajarannya.
Suatu tahap perkembangan seseorang dapat secara
signifikan mempengaruhi kemampuan untuk belajar. Untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan peserta didik, suatu pendekatan
perkembangan harus digunakan. Ada tiga faktor rentang-tahapan utama yang dihubungkan
dengan kesiapan peserta didik : kematangan fisik, kognitif, dan psikososial
yang harus diperhitungkan pada setiap periode perkembangan di sepanjang siklus
kehidupan.
Para
ahli psikolog perkembangan selama bertahun-tahun lamanya telah menkaji berbagai
pola perilaku khusus pada setiap tahapan perkembangan.
B. Tujuan
:
Tujuan
umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas PDK yang
berjudul ” Karakteristik
Perkembangan ”.
Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai perkembangan fisik, kognitif, dan
psikososial pada berbagai tingkat usia agar dapat menambah pengetahuan penulis
ataupun pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
MATERI
A.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
Usia kronologis sebenarnya hanyalah
indikator relatif untuk tahap perkembangan fisik, kognitif dan psikososial
seseorang. Namun, bagaimanapun uniknya setiap orang, ada tren perkembangan khas
yang diidentifikasi sebagai tonggak perkembangan normal di sepanjang siklus
kehidupan. Saat berhadapan denganproses belajar-mengajar, pengkajian harus
dilakukan pada fase-fase perkembangan sebagai kemajuan seseorang dari masa bayi
sampai masa tua untuk memahami perubahan perilaku yang terjadi di bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Sama berpengaruhnya terhadap
kesiapan pembelajaran sepeti umur, fase-fase perkembangan jangan dikaji secara
terpisah. Pertumbuhan dan perkembangan berinteraksi dengan latar belakang
pengalaman, status kesehatan fisik dan emosi, dan motivasi pribadi, juga dengan
berbagai faktir lingkungan seprti stress, kondisi sekitar, dan sistem pendukung
yang tersedia, untuk mempengaruhi kemampuan dan kesiapan sesorang untuk
belajar.
Jika perawat sebagai pendidik
diwajibkan untuk mendorong peserta didik agar beratnggung jawab terhadap
kesehatan mereka sendiri, maka peserta didik harus diakui sebagai sumber data
yang penting berkaitan dengan status kesehatannya. Sebelum pembelajaran
berlangsung, perawat harus mengkaji berapa banyak pengetahuan yang dimiliki
peserta didik berkaitan dengan topik yang diajarkan. Dengan anak sebagai klien,
misalnya, materi baru harus diperkenalkan di tahap-tahap perkembangan yang
sesuai dan dibangun berdsarkan pengetahuan dan pengalaman terdahulu dari anak
tersebut.
Persoalan utama yang mendasari
perencanaan pengalaman pendidikan adalah kapan waktu paling sesuai atau waktu
terbaik untuk mengajar peserta didik. Jawabannya adalah jika peserta didik
telah siap, “momen yang dapat diajarkan” sebagaimana didefinisikan oleh
Havighurst (1976) yaitu suatu titik waktu dimana peserta didik paling
dapat menerima terhadap suatu situasi pengajaran. Penting diingat bahwa perawat
sebagai pendidik yidak selalu harus menunggu sampai omen yang dapat diajarkan
itu muncul; sangat mungkin bagi pengajar untuk menciptakanmomen yang dapat
diajarkan itu dengan menunjukan minat dan memperthatikan kebutuhan peserta
didik. Saat mengkaji kesiapan untuk
belajar, perawat pendidik harus menentukan apakah hubungan interpersonal sudah
terbentuk, apakah pengetahuan dan keterampilan yang diwajibkan sudah dikuasai,
dan apakah peserta didik menunjukan motivasi, sekaligus apakah rencana untuk
pengajaran sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. (Hussey & Hirsh, 1983)
B.
PERKEMBANGAN
FISIK, KOGNITIF, & PSIKOSOSIAL
1.
Masa
Bayi Dan Toodler
·
Perkembangan
fisik
Perkembangan fisik bayi pada
dua tahun pertama berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, kepala bayi
sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak
terus menerus dan sering kali susah dikendalikan. Bayi memiliki reflek yang
didominasi oleh gerakan-gerakan yang selalu berkembang. Dalam waktu 12 bulan,
bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan berjalan. Kemudian ditahun
kedua, petumbuhan fisiknya melambat, akan tetapi perkembangan seperti memanjat
dan berjalan justru berlangsung cepat.
Perkembangan fisik dan mental,
yang sama pentingnya. Anak yang memiliki perkembangan fisik yang sehat, maka
akan mempengaruhi kesehatan mental atau psikologisnya. Seperti peribahasa
mengatakan, bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Demikian pula sebaliknya, kondisi kesehatan fisik yang buruk pasti akan
berdampak kurang baik bagi kesehatan psikologis anak.
Contoh
perkembangan fisik pada masa ini yaitu tinggi dan berat badan, gigi, Tulang
Belulang, Ukuran Kepala, Pertumbuhan Otot, Perkembangan Otak.
·
Perkembangan
kognitif
Selama masa bayi, kapasitas kognitif manusia telah mengalami
perkembangan. Ada beberapa pandangan mengenai perkembangan kognitif pada bayi,
terutama pandangan Piaget dan pandangan kontemporer, perkembangan persepsi,
konsepsi, memori dan bahasa. Kognitif merupakan salah satu aspek
terpenting dari perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan
kognitif yaitu pengetahuan bagaiman mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam
bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
·
Perkembangan psikososial
Pengalaman
sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam menentukan hubungan
sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan
anak berpusat disekitar rumah, maka dirumahlah berasal perilaku dan sikap
sosial kelak.
2.
Masa Usia Sekolah
Masa
ini terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan-perkembangan pada diri anak diantaranya fisik dan juga
kognitifnya.
·
Perkembangan fisik
Pada masa pertengahan
dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif
seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun
menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan
berkembang pesat. Oleh karena itu, masa ini sering disebut juga sebagai
“periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja, meskipun
merupakan masa tenang, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak
terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
Pada masa ini
peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan
gemuk bayi ( babyfat ) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena
faktor keturunan dan latihan ( olah raga ).
·
Perkembangan kognitif
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, kemampuan
kognitifnya urut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk
sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas. Dengan meluasnya minat
maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya
kurang berarti bagi anak.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah
berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak
masih bersifat imajinatif dan egosentris maka pada masa ini daya piker anak
berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium
belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak masa sekolah
dasar disebut juga pemikiran operasional kongkrit (concrete operational
thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa
nyata atau kongkrit dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi
terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena anak
mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan
kenyataan sesungguhnya.
·
Perkembangan psikososial
Kemampuan sosial
anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang –
orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti
senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak
senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Tuntutan sosial pada perilaku
sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam
masyarakat dimana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas
perkembangannya.
3.
Masa Remaja
·
Perubahan
fisik
Rangkaian perubahan yang paling
jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis
yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar
umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (hurlock, 1973: 20-21).
·
Perubahan
kognitif
Menurut John Hill (1983), terdapat tiga komponen dasar dalam membahas
periode remaja yaitu: perubahan pundamental remaja meliputi perubahan biologis
kognitif dan sosial. Ketiga perubahan ini bersifat unipersal.
a.
Transisi Biologis
Menyangkut Tampilan Fisik (Ciri-Ciri Secara Primer Dan
Sekunder)
b.
Transisi Kognitif
Perubahan dalam kemampuan berfikir, remaja telah
memiliki kemampuan yang lebih baik dari anak dalam berfikir mengenai situasi
secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi tetapi akan terjadi.
c.
Transisi Sosial
Perubahan
dalam status sosial membuat remaja mendapatkan peran-peran baru dan terikat
pada kegiatan-kegiatan baru.
·
Perubahan
psikososial
a.
Tahap Perkembangan
-
Ideal
-
Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan
diluar keluarga
-
Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam
bidang finansial maupun emosional
-
Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan
jenis
-
Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan
anggota keluarga lainnya
-
Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang
mandiri
b.
Dampak Terhadap Anak
-
Cenderung menggeluti masalah sosial/politik. Dapat
pula menggeluti nilai-nilai keagamaan dan bahkan pindah agama
-
Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya,
mungkin lebih senang pergi dengan teman daripada berlibur dengan keluarganya
-
Kecemasan dan ketidak pastian masa depan dapat merusak
harga diri dan keyakinan diri
-
Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak
menghabiskan waktunya dengan mereka
-
Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan
orang-tuanya
-
Mungkin ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri
c.
Efek Terhadap Orang-Tua
-
Orang tua menjadi tegang dan distres karena penolakan
anak terhadap agama dan kepercayaannya sendiri
-
Keinginan orang-tua untuk melindungi anaknya dapat
menimbulkan bentrokan
-
Orang-tua mungkin masih memberikan dukungan financial
terhadap remaja yang secara emosional tidak lagi tergantung kepada mereka, Hal
ini dapat membuat hubungan menjadi tidak mudah
-
Orang-tua cenderung cemas terhadap hubungan yang
terlalu serius dan terlalu dini. mereka takut sekolah atau pekerjaan akan
terabaikan
-
Orang-tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan
ini. Orang-tua perlu menyesuaikan bila akhirnya anak meninggalkan rumah.
4.
Masa Dewasa Muda
Pada umumnya, para
psikolog menentukan waktu dimulainya usia dewasa sekitar
usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung hingga sekitar usia 40-45 tahun.
·
Perkambangan
fisik
1.
Kesehatan badan.
Bagi kebanyakan orang, awal masa
dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan
kesehatan fisik. Mulai dari usia sekitar 18-25 tahun, individu memiliki kekuatan
yang terbesar, gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Demikian juga dengan
kemampuan reproduksi mereka. Meskipun pada masa ini kondisi kesehatan fisik
mencapai puncak, namun selama periode ini mereka juga mengalami penurunan keadaan
fisik. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat.
Perubahan-perubahan ini sebagian besar bersifat kuantitatif daripada kualitatif.
Secara berangsur-angsur, kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih
mudah terserang penyakit.
Bagi wanita, perubahan biologis yang
utama terjadi selama masa pertengahan
dewasa
adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduksi, menopause, dan hilangnya kesuburan. Bagi laki-laki,
proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena
tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya
haid pada perempuan.
2.
Perkembangan sensori.
Pada awal masa dewasa, penurunan
fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu kentara. Pada masa
dewasa akhir barulah terlihat adanya perubahan-perubahan sensori fisik
dari panca inderanya.
3.
Perkembangan otak.
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak
juga berangsur-angsur berkurang. Akan
tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural, khususnya bagi orang-orang yang tetap
aktif,
membantu mengganti sel-sel yang hilang.
· Perkembangan kognitif
1.
Perkembangan pemikiran postformal.
Sejumlah ahli perkembangan percaya
bahwa pada masa dewasa, individu-individu menata pemikiran operasional mereka.
Mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah
seperti remaja, tetapi mereka menjadi sistematis ketika mendekati masalah
sebagai orang dewasa.
Pada masa dewasa awal misalnya,
orang biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan,
yakni menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan
membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa
dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa
kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia.
2.
Perkembangan memori.
Salah satu karakteristik yang paling
sering dihubungkan dengan orang dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya
ingat. Namun, sejumlah bukti menunjukkan bahwa perubahan memori bukanlah
sesuatu yang pasti terjadi sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan lebih
merupakan stereotip budaya.
3.
Perkembangan inteligensi.
Suatu mitos yang bertahan hingga
sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti
mengalami
kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring
dengan proses penuaan selama masa dewasa,
terjadi
kemunduran dalam inteligensi umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah
mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25 tahun, kebanyakan kemampuan manusia
terus-menerus mengalami kemunduran.
·
Perkembangan
psikososial
Selama masa
dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa,
individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa
hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan
pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan diri secara khusus dalam
karier, pernikahan, dan hidup berkeluarga.
5.
Masa Dewasa Tengah
Pertengahan masa dewasa
awal berlangsung sekitar usia 40-45
sampai
sekitar usia 65 tahun.
·
Perkembangan
Fisik
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu
berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai
"aus".
Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan
paling banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan
dan mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara
usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga
berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai
memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah
tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap
suara bernada tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman laki-laki terhadap suaru gaduh dalam
pekerjaan.
·
Perkembangan
kognitif
a. Pada tahap
ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang
sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang
berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini.
b. Orang dewasa
mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia
idealitas paling tinggi.
c. Orang dewasa
dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung
dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
d. Orang dewasa
mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun
kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
e. Orang dewasa
dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara
teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu
strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat
tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan
relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
·
Perkembangan
psikososial
Perkembangan psikososial pada masa ini berkaitan dengan beberapa hal :
1.
Pernikahan dan cinta
Cinta kasih sayang atau sebagai teman meningkat
pada masa dewasa tengah, khususnya dalam pernikahan yang telah bertahan selama
bertahun-tahun.
2.
Sindrom Sarang kosong dan pengisiannya kembali
Sindrom sarang kosong menyebutkan
bahwa kepuasan pernikahan akan mengalami penurunan karena orang tua sudah
memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh karena itu,
kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan perasaan
kosong. Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku bagi beberapa orang tua
yang hidup melalui anak-anaknya. Sarang yang kosong tersebut biasanya tidak
menurunkan kualitas kepuasan pernikahan. Melainkan,sebaliknyalah yang terjadi,
kepuasan pernikahan meningkat pada tahun-tahun pasca membesarkan anak.
Jumlah anak-anak muda dewasa yang terus tinggal dengan orang tuanya atau
mengisi sarang yang kosong dengan kembali kerumah setelah pernikahan gagal,
kesulitan ekonomi, kuliah, atau kehilangan pekerjaan mengalami peningkatan.
Pengisian kembali sarang kosong memerlukan adaptasi yang sangat besar pada
pihak orang tua dan anak-anak mereka yang sudah dewasa.
3.
Meningkatnya Hubungan persaudaraan dan persahabatan
Hubungan ini berlanjut sepanjang
hidup. Banyak hubungan saudara kandung pada masa dewasa sangat dekat, terutama
jika mereka dekat pada masa anak-anak. Meskipun sebagian ada yang tidak acuh
atau sangat bertentangan. Persahabatan terus menjadi penting pada masa dewasa
tengah. Persahabatan yang berlangsung lama sering semakin dalam dan intim.
4.
Hubungan antar generasi
Umumnya ada kontak yang
berkelanjutan antar generasi dalam keluaraga. Kontinuitas yag lebih besar
terjadi dalam sikap-sikap politik dan agama. Kontinuitas yang lebih kecil
terjadi pada peran gender, gaya hidup, dan orientasi kerja. Ibu dan anak
perempuan memiliki hubungan paling dekat pada masa dewasa. Perempuan memainkan
peranan penting dalam memantau akses pada kerabat dan kedekatannya.Generasi
usia tengah baya disebut generasi “sandwich”, karena kewajiban financial dan
pemberian perawatan pada yang masih muda dan pada orang tua yang lanjut usia
mungkin menimbulkan stres pada orang dewasa usia tengah baya. Generasi usia
tengah baya memainkan peran penting dalam menghubungkan generasi.
6.
Masa Dewasa Tua
Masa dewasa lanjut atau masa tua
sekitar usia 65
tahun sampai meninggal.
·
Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada
masa ini mencapai muncaknya (pada masa dewasa awal)
dan mengalami penurunan (masa dewasa akhir). Perkembangan pada masa ini meliputi:
1. Kesehatan badan
2. Perkembangan Sensori
3. Perkembangan Otak
·
Perkembangan
kognitif
Salah satu pertanyaan
yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam studi
perkembangan hidup masnusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas,
intelegensi, maupun kemampuan belajar.
Perkembangan kognitif
meliputi:
1. Perkembangan
pemikiran postfromal
2. Perkembangan memori
3. Perkembangan intelegensi
·
Perkembangan
psikososial
Selama masa dewasa,
perkembangan dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya
karena pada masa ini individu memasuki peran kehidupan yanglebih luas.
Perkembangan
psikososial ini meliputi:
1. Perkembangan
keintiman
2. Cinta
3. Pernikahan dan
keluarga
4.
Perkembangan generativitas
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Usia kronologis
sebenarnya hanyalah indikator relatif untuk tahap perkembangan fisik, kognitif
dan psikososial seseorang. Sama berpengaruhnya terhadap kesiapan pembelajaran
sepeti umur, fase-fase perkembangan jangan dikaji secara terpisah.
Karakteristik perkembangan dilihat dari perkembangan fisik, kognif, dan
psikososial berbagai usia perkembangan.
Perawat sebagai pendidik diwajibkan untuk mendorong peserta
didik agar beratnggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri, maka peserta
didik harus diakui sebagai sumber data yang penting berkaitan dengan status
kesehatannya.
B. Saran
Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bastable, Susan B. 2002. Perawat
Sebagai Pendidik : Prisip-Prinsip Pengajaran & Pembelajaran. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar