Rabu, 29 Oktober 2014

Makalah Prenatal care



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Prenatal care merupakan suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan prenatal care yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko kehamilan dan merencenakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi serta menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan perinatal.


B.     Tujuan.

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Reproduksi yang berjudul ” Prenatal Care ”.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui  mengenai prenatal care lebih dalam lagi agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.
















BAB II
PEMBAHASAN


  1. Definisi

Prenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya. (Manuaba 2010).

Prenatal Care adalah suatu asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum melahirkan dengan cara memeriksakan kepada dokter, bidan dan puskesmas untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya reproduksi secara wajar. (Saifudin 2002).

  1. Tujuan
Tujuan umum
Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan  kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Tujuan khusus
Menurut (Saifudin 2002) tujuan prenatal care adalah :
1.      Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin dapat dipastikan keadaannya.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
3.      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
4.      Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
5.      Mempersiapkan agar masa nifas berjalan dengan normal, jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

C.     Nutrisi pada kehamilan.
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak zat besi karena volume darahnya bertambah sebanyak 30%. Sangat dianjurkan pula untuk mengonsumsi suplement zat besi 30 sampai 60 mg dengan pengawasan dokter kandungan atau kebidanan. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia dan meningkatkan resiko infeksi dan perdarahan saat persalinan.
Wanita hamil memerlukan dua kali lipat folat (asam folat) dibanding wanita tidak hamil. Kekurangan folat dapat menyebabkan megaloblastic anemia, yang menyebabkan hati ibu hamil dan jantung membesar sehingga mengancam kehidupan si janin.
Wanita hamil memerlukan lebih banyak B6 dan B12. Vitamin B6 terdapat dalam semua jenis padi-padian, susu, kuning telur dan jeroan. Vitamin B12 terdapat dalam bahan makanan hewani, termasuk telur dan susu. Sebagian dari kalsium yang terdapat di susu di serap untuk tulang-tulang bayi.
Kekurangan kasium dapat mengakibatkan osteopenia, yakni gejala menurunnya kepadatan tulang pada ibu karena janin mengambil apa yang diperlukan untuk pembentukan tulangnya dari tulang ibunya. Selama kehamilan, sebagian kalsium terbuang lewat urine dan tinja, sebagian lain mengalir lewat plasenta untuk keperluan janin.
Konsumsi rendah kalori dapat menyebabkan hancurnya timbunan lemak pada ibu hamil dan merangsang produksi zat ketone dalam darah dan urine. Produksi ketone adalah tanda terjadinya “kelaparan” (kondisi kurang kalori). Produksi ketone yang kronis (terlalu banyak) dapat menyebabkan keterlambatan mental pada bayi.
Kebutuhan air minum juga meningkat seiring dengan konsumsi sodium. Kekurangan air minum dapat menyebabkan toksenia (keracunan sewaktu hamil yang di tandai dengan tekanan darah tinggi).
Ketika hamil, wanita membuang glukosa (zat gula) leat urine dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini perlu diwaspadai terutama pada wanita hamil yang memderita diabetes. Jika kadar gula darah pada ibu hamil teralu tinggi, aliran gula yang menuju plasenta juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar, pola pertumbuhan berlebihan, dan kadar gula darah bayi yang abnomal. Disamping itu, ibu juga dapat kehilangan lebih banyak nutrisi yang penting bagi tubuhnya.
Berdasarkan anjuran March of Dimes, wania hamil harus meningkatkan pori makanan hariannya, yang porsinya mencakup :
1.         6-8 gelas air, dan tidak lebih dari secangkir soft drink, atau secangkir kopi sehari untuk membatasi jumlah kafein yang masuk.
2.         Empat sampai enam porsi susu dan produk olahan susu.
3.         3-4 porsi daging dan makanan berprotein.
4.         2-4 porsi buah-buahan.
5.         6-11 porsi roti atau jeni padi-padian.
6.          Sedikit lemak dan gula (makanan manis).















 










                                                                                                                                                                      





Text Box: Kelompok roti, sereal, nasi dan pasta. 6-11  Porsi.
 














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan.

Prenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan ibunya, dengan tujuan agar ibu hamil mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat dua kali lipat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Nutrien yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah :
·         Zat besi
·         Asam folat
·         Vitamin B6 dan B12
·         Kalsium
·         Kalori
·         Glukosa
·         Karbohidrat
·         Dan masih banyak lainnya
Jika ibu hamil dalam memenuhi nutrisinya kurang atau tidak mencakup seluruh nutrien tersebut maka akan menimbulkan beberapa gangguan pada kehamilan. Maka sangat dianjurkan kepada ibu hamil untuk memenuhi nutrisinya sesuai kebutuhan.

B.     Saran.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Varnei, Helen, dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
Ana, Soumy. 2010. Lengkap Segala Hal Trimester Pertama Kehamilan Anda Fase=Fase Paling Mendebarkan. Jogjakarta : Bukubiru


Makalah Post Natal Care

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada organ reproduksi. Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan (psikologis) ibu, juga mengalami perubahan. Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologis, seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik setelah melahirkan. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh seorang wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada beberapa minggu atau bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun psikis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi ada sebagian lainnya yang tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom yang oleh para peneliti dan klinisi disebut dengan postpartum blues.
Postpartum blues ini dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental yang ringan. Oleh sebab itu, gangguan ini sering tidak diperdulikan bahkan sering dianggap sebagai efek samping dari keletihan, sehingga tidak terdiagnosis dan tidak tertangani sebagaimana seharusnya. Akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan, dan dapat membuat perasaan –perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, bahkan terkadang gangguan ini berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu Depresi pascapersalinan yang mempunyai dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anaknya. Padahal data dari penelitian diseluruh dunia secara tegas menunjukkan bahwa sekitar 50%-75% wanita mengalami postpartum blue.
B.     Tujuan :
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem reproduksi yang berjudul ” Post Partum Care : Adaptasi Fisiologis & Psikologis Nifas Normal ”. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui  mengenai adaptasi fisiologis & psikologis ibu nifas lebih dalam lagi agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A.    PENGERTIAN MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil (Ambarwati, 2009).
Masa nifas (puerperium) ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ reproduksi, biasanya sekitar 6 minggu.
Jadi yang dimaksud dengan masa nifas adalah masa kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil dalam wkatu 6 minggu setelah melahirkan.

B.     ADAPTASI FISIOLOGIS
PERUBAHAN-PERUBAHAN DARI ALAT-ALAT BADAN
1.      Involusi Rahim
Setelah placenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri +/- 3 jari di bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah 6 minggu tercapai lagi ukurannya yang normal.
Sesudah placenta lahir beratnya rahim 1000 gr, seminggu kemudian 500 gr, 2 minggu postpartum 375 gr, dan pada akhir puerperium 50 gr. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena cytoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsropsi, dan kemudian dibuang dengan air kencing.
Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangan tinggi. Pelepasan placenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas.
Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum spongiosum yang tinggal menjadi nekrotis, sedangkan lapisan yang bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik. Bagian yang nekrotis dikeluarkan dengan lochia, sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru.
Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelanjar, sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantar kelenjar-kelenjar. Epitelisasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat placenta dimana epitelisasi memakan waktu 3 minggu.

2.      Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan, tempat placenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4cm, dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas placenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas placenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas placenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.

3.      Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas..
Orang menduga bahwa pembuluh-pembuluh yang besar tersumbat karena perubahan-perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang lebih kecil.

4.      Perubahan Pada Cervix Dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervikallis.
Pada cervix terbentuk sel-sel otot baru. Karena hyperplasi ini dan karena retraksi dari cervix, robekan cervix menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, osteum externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil; pada umumnya osteum externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh karena robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang oleh cervix.
Vagina yang sangat regang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 postpartum rugae mulai nampak kembali.

5.      Dinding Perut Dan Peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena regang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi dilatasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis, dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.

6.      Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hiperemia. Kadang-kadang oedema dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari urethra sehingga terjadi retensi urinae.
Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.

7.      Laktasi
Masing-masinh buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak radial dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran-saluran yang halus ini bersatu menjadi satu saluran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut ductus lactiferosus yang memusat menuju ke putting susu dimana masing-masih bermuara.
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mamae.
Susunan air susu kurang lebih :
            Protein 1-2%
            Lemak 3-5%
            Gula 6,5-8%
            Garam 0,1-0,2%
Susunan air susu ini berbeda dari ibu ke ibu dan pada seorang ibupun berbeda dari waktu ke waktu. Hal-hal yang mempengaruhi susunan air susu ialah : diet, gerak badan (mengurangi protein), serta keadaan jiwa.
Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan yang diminum ibu. Juga beberapa obat mempengaruhi banyaknya air susu. Berbagai obat yang diminum ibu keluar dengan air susu. Air susu juga mengandung zat immun misalnya difteri anti toksin dan thypus agglutinin.

C.     ADAPTASI PSIKOLOGIS
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Reva Rubin membagi menjadi 3 bagian, antara lain :
1.      Periode “Taking In
a.       Merupakan periode ketergantungan
b.      Berlangsung dari hari 1-2 setelah melahirkan
c.       Fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri
d.      Dapat disebabkan karena kelelahan
e.       Pada fase ini ibu cenderung pasif terhadap lingkungannya

2.      Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya.
Periode “Taking Hold
a.       Berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan
b.      Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi
c.       Memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri
d.      pada masa ini, ibu biasanya agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut.
e.       Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan cara perawat bayi, namunn harus selalu diperhatikan teknik bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitive.

3.      Periode “Letting Go
a.       Berlangsung 10 hari setelah melahirkan
a.    Merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Ibu sudah memulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya

D.    RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR
Masa transisi pada postpartum yang harus diperhatikan oleh pasangan :
1.      Fase Honeymoon
Adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah, dan anak. Masa ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis, masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.

2.      Bounding Attachment
Merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang). Attachment merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Ini dimulai sejak dini begitu bayi dilahirkan/pada kala IV. Bounding adalah suatu istilah untuk menerangkan hubungan antara ibu dan bayi, sedangkan attachment adalah suatu keterikatan antara orang tua dan anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain :
1.      Respon dan dukungan keluarga dan teman
Bagi ibu yang post partum, apalagi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan akan berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun psikologisnya.
Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang sehat.

2.      Hubungan dari pada pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
Hal yang dialami oleh ibu ketika melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaaannya terhadap perannya sebagai ibu. Ia akhirnya menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa.

3.      Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
Walaupun kali ini adalah pengalamannya yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya tidak berbeda dengan ibu yang beru pertama melahirkan anak pertama.

4.      Pengaruh budaya
Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga sedikit banyak akan memengaruhi keberhasilan ibu dalam melewai saat transisi ini. Dalam hal ini bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi kualitas asuhan yang harus diberikan. Keterlibatan keluarga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus diberikan pada ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam pemberian asuhan.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa, mengalami proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar biasa sekarang untuk menjadi “ibu”.
Perubahan fisiologis antara lain :
a.       Involusi Rahim
b.      Involusi Tempat Plasenta
c.       Perubahan Pembuluh Darah Rahim
d.      Perubahan Pada Cervix Dan Vagina
e.       Dinding Perut Dan Peritoneum
f.       Saluran kencing
g.      Laktasi
Adapun adaptasi pada ibu postpartum menurut Reva Rubin dibagi menjadi 3 bagian, antara lain :
a.       Periode “Taking In”
b.      Periode “Taking Hold”
c.       Periode “Letting Go”

B.     Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu Nifas : ari sulistyawati : ANDI jogjakarta. 2009
Buku ajar asuhan kebidanan Nifas Normal : bahiyatun, s,pd, s.si.t : EGC. Jakarta. 2009
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman