Rabu, 29 Oktober 2014

makalah KB (Keluarga Berencana)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengertian Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalah rangka membangun keluarga kecil berkualitas.
Maka dari tujuan itulah tersedia pelayanan kontrasepsi dengan berbagai metode. Terdapat dua macam metode kontrasepsi yaitu metode sederhana dan metode modern. Dimana metode sederhana mencakup metode KB kalender dan metode KB coitus interuptus yang akan dibahas lebih mendalam dalam makalah ini.
B.     Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem reproduksi yang berjudul ” KB kalender & KB coitus interuptus ”.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui  mengenai sistem KB kalender & KB coitus interuptus lebih dalam lagi agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.





BAB II
KB KALENDER

A.    Pengertian

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

Metode kalender atau dikenal sebagai metode Knaus-Ogino bergantung pada perhitungan hari untuk mengkira-kira kapan jauhnya fase subur. Metode ini diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino (dari Jepang) dan Herman Knaus (dari Jerman).
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Herman Knaus (ahli kebidanan dari Jerman dan dr. Kyusaku Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
B.     Manfaat

Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
·         Manfaat kontrasepsi sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
·         Manfaat konsepsi dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

C.    Kelebihan
Kelebihan metode kalender
1.      Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2.      Tanpa efek samping
3.      Tidak memerlukan biaya, tidak perlu membeli obat ataupun ke dokter, tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4.      Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5.      Tidak menggunakan bahan kimia. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6.      Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat, baik tua maupun muda, bahka untuk wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur
7.      Apabila dipraktekan dengan benar, keefektifaknya mencapai 99% setara dengan Pil KB

D.    Keterbatasan /Kekurangan

Metode kalender tidaklah akurat karena panjang siklus menstruasi setiap wanita tidaklah sama. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih sesudah melahirkan dan paa tahun-tahun menjelang menopause. Ovulasi tidak selau terjadi pada hari ke-14. Banyak yang menganggap metode ini sulit diterapkan dan juga sudah ketinggalan jaman.

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1.      Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2.      Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3.      Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4.      Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5.      Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6.      Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7.      Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1.      Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2.      Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3.      Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4.      Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.

E.     Efektifitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

F.     Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
2.      Fertility phase (masa subur).

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.

Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus:
·         Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
·         Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang
30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.





BAB III
KB COITUS INTERUPTUS

A.    Pengertian

Coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.

Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

B.     Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
1.      Alamiah.
2.      Efektif bila dilakukan dengan benar.
3.      Tidak ada efek samping.
4.      Tidak membutuhkan biaya.
5.      Tidak memerlukan persiapan khusus.
6.      Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
7.      Dapat digunakan setiap waktu.

1.      Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2.      Menanamkan sifat saling pengertian.
3.      Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.

C.    Keterbatasan /Kekurangan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1.      Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
2.      Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3.      Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
4.      Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

D.    Efektifitas

Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

E.     Penerapan

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
1.      Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
2.      Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3.      Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4.      Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5.      Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6.      Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

KB merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kesehatan reproduksi yang berkualitas. Maka dari itulah tersedia pelayanan kontrasepsi dengan salah duanya yaitu metode KB kalender dan metode KB coitus interuptus yang masuk dalam kategori metode sederhana.

KB kalender adalah cara/metode bergantung pada perhitungan hari untuk mengkira-kira kapan jauhnya fase subur, dan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi tersebut.

Coitus interuptus adalah senggama terputus yaitu metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

Setiap metode KB tentunya memilki kelebihan & kekurangan, dan dalam penerapannya pun berbeda. Untuk dapat mencapai keberhasilan dalammelaksanakan program KB, perlu adanya penggunaan program KB lain disamping sudah menggunakan satu program KB, khususnya program KB metode sederhana ini.

B.     Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Arum, Dyah Noviawati Setya, dan Sujiatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta : Nuha Medika
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika

1 komentar:

  1. sands casino near me, Canada | shootercasino
    sands casino is a 메리트카지노 place for players from the United Kingdom. Located in the heart of the Gold Coast, it is an 온카지노 ideal spot 샌즈카지노 for any type of player

    BalasHapus