TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah
dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam
1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red
cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
B.
KLASIFIKASI MENURUT ETIOLOGI ANEMIA
Anemia
dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan
sel-sel darah merah serta penyebabnya:
1.
Anemia pasca perdarahan :
akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan
perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.
2.
Anemia
defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang,
absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
3.
Anemia
hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor
intrasel: talasemia, hemoglobinopatie, sferositisis kongenital, dsfisiensi
enzim erotrosit dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria,
reaksi hemolitik transfusi darah.
4.
Anemia
aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang
(kerusakan sumsum tulang).
(Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
C.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya amnemia mencerminkan adanya
keggagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misal.berkuranganya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pejanantoksik, invasi tumor, atau kebnyakan penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapa thilang melalui peradarahan atau
hemolisis( destruksi). Pada kasusu yang disebut terakhir, masalahnya dapat
akibat defek sel darah merah yang tifdak sesuai dengan ketahahan sel darah
merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel dara merah yang menyebabkan
destruksi sel darh merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalm sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelia, terutama dalam
hati dan limpa. Sebagai hasil saqmping proses ini bilirubinyang taerbentuk dalm
fagosit, akan memasuki aliran dara. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma ( konsentrasi
normalanya 1 mg/ dl atau kurang ; kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sklera)
Apabila sel daarh mrah mengalami pengancuran dalam
sirkulasi, seperti yan terajadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka akan
muncul dalam plasma( hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasma melebihi kapasitas haptoglobin plasma(protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (mis. Apabila
jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dl )
hemoglobin kan terdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria). Jika ada atau tidak adanya hemoglobinemia atau hemoglobinuria
dapat memberikan informaswi mengenai lokasi penghancuran sel darah mrah
abnormal pada psien dengan hemolisi dan dapat merupakan petunjuk untuk
mengetahui sifat proses hemolitik taersebut. (Suddart and Brunner, 2001)
D.
MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda-tanda umum anemia:
1. pucat,
2. tacicardi,
3. bising sistolik anorganik,
4. bising karotis,
5. pembesaran jantung.
2.
Manifestasi khusus pada anemia:
a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb.
Kadar
Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 32-37%),
leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity
meningkat.
2. Indeks eritrosit
3. jumlah leukosit dan trombosit
4. hitung retikulosit
5. sediaan apus darah
6. pameriksaan sumsum tulang
7.
Kelainan
laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
a.
Anemia defisiensi asam folat :
makro/megalositosis
b.
Anemia hemolitik : retikulosit
meninggi, bilirubin indirek dan total
naik, urobilinuria.
c.
Anemia aplastik :
trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi
ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.
(Petit,
1997)
F. KOMPLIKASI
1.
Cardiomegaly
2.
Congestive heart failure
3.
Gastritis
4.
Paralysis
5.
Paranoia
6.
Hallucination and delusion
7.
Infeksi genoturia
(Hand Out Nurhidayah, 2004)
G.
PENATALAKSANAAN
a.
Anemia pasca
perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander atau plasma
substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja.
b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
H. PENGKAJIAN
1. Sistem saraf pusat
Perlu dikaji
adanya fatigue, weakness, paresthesia tangan dan kaki, gangguan pergerakan jari
manis, ganggguan koordinasi dan posisi, kehilangan perassaan bergetar, ataksia,
tanda babinski dan romberg, gangguan penglihatan, perasa dan pendengaran. Gastrointestinal
Lidah
beefy red, smooth, paintful, nausea dan muntah, anoreksia, faltulence,diarhea,
konstipasi dan kehilangan berat badan. Kardiovaskuler
Palpitasi,
tachicardi, denyut nadi lemah, dyspnea, othopnea
2. Integument
3. Warna kulit seperti berlilin, pucat sampai kuning lemon terang.
4.
Peningkatan
kemungkinan infeksi
5.
Raiwayat
penyakit keluarga
6.
Latar
belakang etnik.
(Suddart and Brunner, 2001)
I. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.
2. intoleransi aktifitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya selera makan.
4. Potensial infeksi berhubungan dengan resiko meningkatnya susceptibilitas sekunder terhadap penurunan WBC
5. Potensial injury berhubungan dengan resiko deficit sensori motor. (Hand Out Nurhidayah, 2004)
J. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.
Tujuan: Perfusi jaringan adekuat
-
Memonitor
tanda‑tanda vital, pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa.
-
Meninggikan
posisi kepala di tempat tidur
-
Memeriksa
dan mendokumentasikan adanya rasa nyeri.
-
Observasi
adanya keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah
-
Mengobservasi dan
mendokumentasikan adanya rasa dingin.
-
Mempertahankan suhu lingkungan
agar tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh.
-
Memberikan oksigen sesuai
kebutuhan.
2. intoleransi aktifitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.
Tujuan: Mendukung anak tetap toleran terhadap aktivitas
- Menilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak.
- Memonitor tanda‑tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan tekanan darah, atau nafas cepat).
- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala‑gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing atau kelelahan).
- Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan kegiatan sehari hari sesuai dengan kemampuan anak.
- Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan reinforcement terhadap partisipasi anak di rumah.
- Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain.
- Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang kemampuan anak dalam melakukan aktivitas, memonitor kemampuan melakukan aktivitas secara berkala dan menjelaskan kepada orang tua dan sekolah.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya selera makan.
Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
-
Mengijinkan anak untuk memakan
makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi
pada saat selera makan anak meningkat.
-
Berikan makanan yang disertai
dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
-
Mengijinkan anak untuk terlibat
dalam persiapan dan pemilihan makanan
-
Mengevaluasi
berat badan anak setiap hari.
4. Potensial infeksi berhubungan dengan resiko meningkatnya susuceptibilitas sekunder terhadap peneurunan WBC
Tujuan: pencegahan
infeksi
-
Kaji tanda infeksi
-
Anjurkan pasien menghidari kontak dengan orang yang
terinfeksi
-
Instruksikan pasien untuk melakukan cuci
tangan yang benar
-
Ajarkan pasien untuk batuk dan napas dalam
-
Anjurkan ambulasi sesegera mungkin
5. Potensial injury berhubungan dengan resiko deficit sensori motor
Tujuan : pencegahan injury
-
Jaga keamanan lingkungan
-
Sediakan pengaman yang dibutuhkan
-
Pastikan tidak adanya deficit neurology sebelum
ambulasi
-
Ingatkan pasien untuk selalu memnggil perawat bila
membutuhkan bantuan
-
Sisihkan barang-barang yang bisa menyebabkan injury
ketika pasien mulai ambulasi
-
Pastikan pasien menggunakan alat bantu saat
berjalan atau alat bantu lain
-
Kaji integritas kulit
-
Yakinkan air mandi dan air gosok gigi hangat tidak
membakar
-
Hindari penggunaan baju dan sepatu sempit
DAFTAR
PUSTAKA
- Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
- FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.
- Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.
- Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Cetakan I. Jakarta, EGC.
- Nurhidayah, 2004. Hand Out Asuhan Keperawatn Hyperchromic Macrocytic Anemia.
- Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
DI RUANG C1L2 (PENYAKIT DALAM)
RSDK SEMARANG
![]() |
Disusun Oleh :
Ahamd Ali
NIM 1.1.10479
POLITEKNIK
KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2007
Do Casinos Offer Real Money Play for Free? - Casino Sites
BalasHapusFor example, if you bet365 우회 주소 want to play roulette for 슬롯 머신 게임 fun, it will always be the casino where you pci e 슬롯 get to deposit the golden star money instantly in cash. This is done 에그벳 through