Selasa, 28 Oktober 2014

Makalah Gizi pada Anak



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa Balita
Balita adalah anak yang berusia 0 – 59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan. (Seodiaoetama2000)
Masalah gizi kuranga disebabakan oleh kemisikinan kuranganya persediaan pangan, senantaisa lingkungan yang kurang baik, kuranganya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan, sedangakan msalah gizi lebih disebabakan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai dengan kuranganya pengerahuan gizi dan kesehatan.(almasteir,2000)

Anak Sekolah
Pada masa ini individu mengunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu, Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.

B.     Tujuan
a.       Dapat mengetahui kebutuhan gizi balita
b.      Dapat mengetahui makanan untuk balita
c.       Dapat mengetahui jenis makanan bayi
d.      Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian makanan bayi
e.       Dapat mengetahui tujuan diit gizi seimbang bagi balita
f.       Dapat mengetahui sarat diit gizi seimbang bagi balita
g.      Dapat mengetahui kebutuhan gizi anak sekolah
h.      Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi keadaan gizi anak
BAB II
PEMBAHASAN

GIZI SEMIBANG MASA BALITA

1.      KEBUTUHAN GIZI BALITA
Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yang pertama adalah balita usia 1- 3 tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak balita diusia ini biasanya adalah makanan yang manis manis,  seperti coklat, permen, es cream, dll.pada usia anak ini sebaiknya makanan yang mengandung gula dibatasi,  agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (CARIES). Pada usia ini , biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, sepeti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatakan ganguan fungsi pada mata, seangankan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabakan terhambatanya pertumbuhan dan kecerdasan anak,
Kedua adalah anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini anak –anak masih rentan terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhataian orang tua, para pembinbing dan pendidik disekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada slahnya mulai diajarkan kepada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua serta lingkungkungan sekitrarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.
2.      GIZI ANAK USIA 0- 12 BULAN
Bayi memerlukan zat gizi untuk dapat tumbuh dan berkmbang dengan baik, sejak masa janin berusia 4 bulan, lahir, sampai berumur 1 tahun (periode kritis ). Perkembangan otaknya akan optimal apabaila terpenuhi kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlah.
Untuk bayi 0-6 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI (ASI Eklusif). Pada masa itu saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI yang mampu dicerna dan diserap usus.

Hal yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut
a.       Makanan bayi harus dapat memenuhi tujuan pemberian makanan yaitu :
-          Untuk tumbuh kembang
-          Untuk memenuhi kebutuhan psikologis
-          Keperluan edukatif atau pendidikan untuk melatih kebiasaan makanan yang baik
b.      Pengenalan makanan pendamping ASI dilaksanakan secara bertahap dan berangsur-angsur
c.       Makanan baru diperkenalkan satu persatu agar diterima dengan baik
d.      Urutan pemberian makanan perlengkapan : buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, dan daging. Sumber protein hewani misalnya kuning telur diberikan terakhir (umur 6 bulan)
e.       Perhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan (alat makanan dan minuman)
f.       Libatkan peran ayah dan anggota keluarga lainnya

Tabel kecukupan gizi rata-rata untuk bayi dan balita
Uraian
Golongan Umur
0-6 bulan
6-12 bulan
12-36 bulan
Energi (Kcal)
Protein (Gram)
Vitamin A (RE, ug)
Thiamin (mg)
Ribovlavin (mg)
Niasin (mg)
Vitamin B (mg)
Asam Folat (mg)
Vitamin C (mg)
Kalsium (mg)
Fosfor(mg)
Seng (mg)
Besi (mg)
Yodium (mg)
560
12
250
0,3
0,3
2,5
0,1
22
30
300
200
3
3
50
800
15
350
0,4
0,4
3,8
0,1
32
335
400
50
5
5
70
1250
23
350
0,5
0,6
5,4
0,5
40
40
500
250
8
10
70

3.      KEBUTUHAN GIZI BAYI
Usia bayi 0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi yang dianjurkan perharinya adalah :

-          Energi 550 kkal
-          Protein 10 g
-          Vitamin A 375 RE
-          Vitamin D 5 mcg
-          Vitamin E 4 mg
-          Vitamin C 40 mg
-          Vitamin B12 0/4 mcg
-          Kalsium 200 mg
-          Besi 0,5 mg
-          Seng 1,3 mg
Sumber : Widyakarya nasional Pangan dan Gizi, 2004
Adapun hal-hal yang sering terjadi dalam masa pertumbuhan ini adalah rawannya terhadap masalah gizi misalnya rawan terhadap penyakit dan susah makan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan upaya-upaya agar anak mau makan.
     Tips memberikan makanan untuk balita :
a.       Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambung anak belum mampu mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6 kali sehari (3 kali makan “berat” ditambah cemilan sehat)
b.      Berikan porsi kecil. Balita dikenal sebagai anak yang mempunyai nafsu makan yang naik-turun. Kadang doyan makan, kadang hanya makan sedikit, namun tetap bisa tumbuh dengan sehat
c.       Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman bisa mempengaruhi nafsu makan batita. Agar batita tumbuh dengan baik, ia membutuhkan 2-3 cangkir susu (atau 2-3 porsi susu dan produk susu olahan) per hari. Bataasi pemberian jus menjadi maksimal 120 ml per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak kehilangan nafsu makan dan atau diare.
d.      Tumbuhkan ketrampilan makan. Saat batita mengetahui cara makan sendiri, mereka biasanya menjadi terlalu bersemangat ingin makan tanpa bantuan.
e.       Kurangi makanan/ minuman lemak secara bertahap. Walaupun batita membutuhkan kalori lebih sedikit dari masa bayinya, jangan batasi kadar lemak dalam makanannya sampai ia berusia 2 tahun. Setelah anak menginjak usia 2 tahun, secara bertahap mengurangi kadar lemak di makanannya, dan meningkatkan asupan sereal, sayuran, dan buah-buahan.
f.       Berikan makanan kaya zat besi. Berikan batita Anda makanan kaya zat besi seperti daging, ungggas, ikan, dan sereal yang diperkaya zat besi
g.      Jadikan waktu makan sebagai saat yang menyenangkan
-          Jangan paksa batita untuk makan
-          Dudukkan batita pada posisi yang nyaman
-          Kurang kegiatan serta sumber suara atau visual yang bisa menggangu perhatiannya
-          Bantu batita dengan memberikan suasana yang menyenangkan

4.      MAKANAN ANAK UMUR 2-5 TAHUN
Anak usia 3-4 tahun mulai fase negatifistik yaitu menolak makan karena menunjukkan keakuannya. Makanan selalu ditolak, kadang bisajadi anak tidak lapar karena sudah terlalu banyak makan makanan selingan. Anak usia 3-4 atau sekitar 4 tahun, sering sekali susah untuk makan karena mereka lebih asyik untuk bermain. Dalam mengatasi masalah ini harus dapat memenuhi ketiga fungsi pemberian makan, sehingga kebutuhan fisiologis, psikologis, hubungan ibu dan anak, sosial dan edukasi dapat terpenuhi. Cara mengatasinya adalah :
a.       Berikan makan pada saat anak tidak lelah
b.      Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering
c.       Jadwal disesuaikan
d.      Tunggu anak lapar
e.       Beri kasih sayang
f.       Berikan makan pada saat anak tidak lelah
g.      Berikan bersama dengan makanan kesukaannya
h.      Ajak makan dengan keluarga
i.        Berikan makan sambil bermain
j.        Biarkan anak belajar makan sendiri
k.      Tempatkan makanan pada wadah yang menarik
l.        Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya
m.    Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak
n.      Variasikan makanan
Menu yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung :
·         Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang, havernut
·         Bahan makanan sumber zat pembangunan
·         Protein hewani : telur, ikan, daging, susu, keju
·         Protein nabati : tempe, tahu
·         Bahan makan sumber zat pengatur
·         Sayuran : bayam, buncis, wortel, tomat
·         Buah : pisang,pepaya, jeruk, apel
Tabel kecukupan energi sehari berdasarkan usia
Umur (tahun)
Kecukupan energi
Pria
Wanita
0-1
1-3
4-6
6-9
10-14
14-18
110-120
100
90
80-90
50-70
40-50
110-120
100
90
60-80
40-55
40

5.      JENIS MAKANAN BAYI
Macam makanan bayi :
a.       Makanan utama : ASI/ PASI
b.      Makanan pelengkap/ pendamping ASI : Sari buah, Makanan lumat (contoh : bubur susu, bubur tepung), makanan lembek (contoh : tim saring lengkap, bubur beras lengkap, puree campur, makaroni)
6.      ASI
Perkiraan kebutuhan ASI pada bayi usia 1-24 minggu :
a.       Minggu 1                  : 100 – 450 ml
b.      Minggu 2-3               : 450 – 500 ml
c.       Minggu 4-7               : 500 – 650 ml
d.      Minggu 8-12             : 650 – 750 ml
e.       Minggu 12-24           : 750 – 850 ml



7.      PASI
Berdasarkan usia bayi PASI dibagi 2 golongan :
a.       PASI formula awal (FA)
FA lengkap manis (Complete Starting Formula)
FA adaptasi ( Adapted Starting Formula)
b.      PASI formula tindak lanjut (FTL)
c.       PASI formula diit (formula prematur, formula rendah laktosa & bebas laktosa, formula untuk BBLR)

8.      TUJAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
a.       Melengkapi nutrien yang kurang terdapat pada ASI/ PASI
b.      Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa
c.       Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
d.      Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung energi tinggi

9.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN BAYI
1.      Umur bayi
2.      Jenis dan jumlah makanan yang diberikan
3.      Waktu dan frekuensi pemberian
4.      Kondisi kesehatan bayi antara lain : gastroentritis, alergi, keadaan mulut, gigi.
5.      Berat badan bayi

10.  TUJUAN DIIT GIZI SEIMBANG BAGI BALITA
a.       Memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan
b.      Memberikan nutrisi yang seimbang dan mencegah obesitas
c.       Memperoleh status gizi yang optimal
d.      Pendidikan kesehtan antara lain tentang makan tepat waktu dan beraneka ragam.

11.  SARAT DIIT GIZI SEIMBANG BAGI BALITA
a.       Cukup kalori untuk aktifitas
b.      Protein tinggi untuk pertumbuhan
c.       Lemak, vitamin, mineral cukup
d.      Mudah cerna dan tidak merangsang.
e.       Porsi kecil dan sering
f.       Menu berfariasi dan seimbang

12.  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI BALITA
a.       Umur 1-3 th (toodler)
-          Bersifat konsumen pasif, dalam arti makanan balita tergantung yang disediakan ibu
-          Gigi susu tumbuh : penting perhatikan konsistensi makanan
-          Kemampuan motorik meningkat toodler lebih tertarik dengan lingkungan dari pada dengan makanan : aktivitas tinggi asupan nutrisi kurang
-          Laju pertumbuhan toodler melambat tapi kebutuhan protein tinggi
-          Keadaan kesehatan toodler antara lain penyakit asaluran cerna, infeksi paru, influenza
-          Fariasi makanan dan suasana makan saat menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi
-          Sosial ekonomi keluarga, pendidikan, pengethauan.
b.      Umur 4- 6 th (pra sekolah)
-          Aktifitas fisik dan motorik meningkat : penting perhatkan asupan nutrisi, jenis makanan, waktu makan, porsi makan
-          Bersifat konsumen aftif : meimilih makanan, suka jajan yang tidak bergizi, tidak suka sayur dan buah
-          Edukatif mengenai gizi mulai diberikan : agar makanan berfariasi dan tepat waktu
-          Sosial ekonomi, pendidikan, pengetahuan keluarga
-          Sangat rawan penyakit, infeksi, dan kurang gizi

13.  MENYUSUN DAN MENGATUR MENU BALITA
a.       Makanan anak umur 1 th sd makanan dewasa atau menu keluarga yaitu konsistensi agak lunak dan tidak pedas
b.      Pemberian makanan disesuaikan dengan umur
c.       Makan dengan menu seimbang dan berfariasi dengan tujuan mememnuhi kebutuhan nutrisi dan melatih makan berfariasi
d.      Jumlah makanan lebih bnayak, selingan diberikan 2 kali
e.       Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disukai, waktu yang tepat adalah tunggu sampai anak lapar
f.       Belum mepunyai motifasi untuk amkan
g.      Waktu makan disesuaikan dengan kebiasaaan makan keluarga. Waktu makan yang teratur bermanfaat untuk memelihara kebiasaan saluran cerna agar lebih siap menerima, mencerna, dan menyerap makanan pada waktu tertentu
h.      Makanan tidak teratur akan merangsang pengososngan lambung sehingga lapar tidak menentu
i.        Batasi makanan manis dan gurih akan sebabkan kenyang dan mengurangi nafsu makan
j.        Ciptakan suasana akan yang menyenangkan dan penyajian makan yang menarik
k.      Konsumsi susu jangan berlebih akan sebabkan kenyang
l.        Perhatikan keadaan kesehatan seperti penyakit, infeksi, paru, keadaan gigi dan mulut, keadaan saluran pencernaan, hal tersebut dapat mempengaruhi nafsu makan.
m.    Dengan penyusunan menu dan cara mengatur makanan yang tepat seperti tersebut diatas diharapkan asupan makanan balita maksimal yang akan menghasilkan status gizi yang baik dengan demikian maka pertumbuhan dan perkembangan maksimal











GIZI USIA SEKOLAH

1.      KEBUTUHAN GIZI ANAK SEKOLAH
a.       Energi
Kebutuhan energi bagi anak ditentukan oleh metabolisme basal, umur, aktivita fisik, suhu lingkungan dan kesehatannya. Zay-zat gizi yang mengandung energi disebut makronutrien dan terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat. Tiap gram protein maupun karbohidrat mengandung 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak mengandung 9 kilokalori.
b.      Protein
Kebutuhan protein bagi tiap kilogram berat badannya adalah tinggi pada bayi oleh karena pertumbuhannya yang cepat sekali, untuk kemudian berkurang untuk bertambahanya umur. Jumlah protein dikatakan adekuatjika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Maka protein yang diberikan harus sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti protein hewani. Susu sapi merupakan sumber protein yang baik, daging, ikan, dan telur mengandung protein berkualitas tinggi. Tambahan protein dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti tahu, tempe, dan juga sereal.
c.       Mineral dan vitamin
Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan. Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor yang berguna sebgai pembentukan tulang dan gigi. Susu sapi mengandung vitamin A dan vitamin B kompleks. Tapi susu sapi tidak mengandung zat besi dan flour, sehingga kebutuhan zat tersebut harus disuplai oleh bahan makanan lain seperti daging, sayur mayur dan buah.
d.      Cairan
Jumlah cairan yang harus masuk dalam tubuh merupakan yang penting terutama bagi anak sekolah yang mudah dehidrasi. Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000-1500 ml tiaphari. Dalam keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu badan yang tinggi, diare, muntah, masukannya harus dinaikan untuk menghindari keadaan yang buruk.



2.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI ANAK
a.       Anak memilih-milih makanan
b.      Kebiasaan jajan
c.       Terlalu lelah bermain disekolah
Gizi merupakan salah satu yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti gangguan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan. Akibat lainnya adalah terjadi penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian.

























BAB III
PENUTUP

Penyusun mengucapkan syukur alhamdullilah kepada Allah SWT, karena pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kesalahan dan masih kurang sempurna.
Penyusun berharap dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta para pembaca. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada para pembaca atas kesediaan membaca makalah ini.

























DAFTAR PUSTAKA

Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009. Buku Ajar Gizi : Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Offset
Waryana. 2010. Gizi reproduksi. Yogyakarta : Pustaka rihama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar