BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim
merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih
ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang
komplek ini dikenal sebagai periode transisi.Adaftasi fisiologis BBL adalah
sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus.
Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya.
Bayi baru lahir harus
memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan
eksistensi fisik dan terpisan dari ibunya. Perubahan fisiologis dan psikososial
yang besar terjadi pada saat bayi lahir. Hal ini memungkinkan transisi dari
lingkungan intrauterin (selama kehamilan) ke lingkungan ekstrauterin (sesudah
lahir). Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan kemudian hari.
(Bobak, 2005)
B. Tujuan
:
Tujuan
umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Reproduksi
yang
berjudul ” Adaptasi
Neonatal ”.
Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai adaptasi pada bayi baru lahir lebih
dalam lagi agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
MATERI
A.
Definisi
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur
0-28 hari (Bobak, 2005). Menurut Laila, 2008, bayi baru lahir normal adalah
individu baru yang lahir di dunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka
individu baru ini sanganlah membutuhkan perawatan dari orang lain
B.
Adaptasi Bayi Baru Lahir
Bayi
akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian
menjadi mandiri secara fisiologis karena:
a. Mendapatkan
oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya yang baru
b. Mendapatkan
nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup
c. Dapat
mengatur suhu tubuh
d. Dapat
melawan setiap penyakit dan infeksi
Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh
placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi segera
setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa
system). Transisi
yang paling nyata dan cepat adalah system pernapasan dan sirkulasi, system termogulasi, dan system metabolisme glukosa.
1.
System
Pernapasan
Paru berasal dari titik tumbuh yang
terdapat difaring, bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk percabangan bronkus. Seiring waktu, pada usia 8 bulan bronkiolus dan
alveoulus akan sepenuhnya berkembang,
walaupun
janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester I dan III.
Ketidakmatangan paru akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi yang lahir
sebelum usia kehamilan 24 minggu karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru
dan tidak cukupnya jumlah surfaktan.
Napas
yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas
bayi:
a. Hipoksia
yang berperan pada rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernapasan di otak.
b. Tekanan
terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan yang merangsang
masuknya udara kedalam paru secara mekanis.
Upaya bernapas pertama seorang bayi
adalah untuk mengeluarkan
cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat cukup surfaktan dan
aliran darah ke paru.
Produksi
surfaktan dimulai pada usia 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat
sampai paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan
permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada
akhir penapasan.
Surfaktan adalah lipoprotein yang dihasilkan oleh sel tipe II pneumosit
yang melapisi alveolus.
Surfakatan
memengaruhi pengembangan alveolus dan menjaganya tidak kolaps saat ekskresi. Sindrom distress pernapasan pada
bayi sering kali terjadi karena defisiensi surfaktan. Gambaran surfaktan pada cairan
amnion menunjukan pematangan fungsional paru. Sintesis dan sekresi surfaktan
dipengaruhi oleh hormone kortisol dan glukosteroid lain. Terapi glukosteroid pada wanita
hamil untuk memengaruhi pematangan paru hanya efektif pada minggu ke 29-33. Pada usia gestasi <34 minggu
produksi surfaktan kurang.
Sehingga
ketika bayi lahir dan bernapas alveolus menjadi kolaps (hyaline membrane
disease). Cairan
pada paru tidak keluar seluruhnya,
misalnya
pada kelahiran dengan bedah sesar,
yang
dapat menyebabkan asfiksia berat (wet lung syndrome).
Oksigenasi yang memadai merupakan factor
yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Untuk menciptakan sirkulasi yang
baik guna mendukung kehidupan luar rahim terjadi dua perubahan besar yaitu
penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus
antara arteri pulmonary dan aorta.
Oksigen menyebabkan system pembuluh
darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah, hak ini menyebabkan kematian dini
bayi baru lahir yang berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan
dalam pembuluh darah:
a. Pada
saat tali pusat dipotong, resistensi
pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun karena berkurang
aliran darah ke atrium kanan tersebut.
b. Pernapasan
pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru dan meningkatkan tekanan
atrium kanan. Oksigen
pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system
pembuluh darah paru (menurunnya resistensi pembuluh darah paru).
Napas pertama sangat memerlukan tekanan yang sangat tinggi untuk
memasukan udara ke alveolus yang penuh air. Napas ke 2-4 tekanannya lebih
rendah. Surfaktan
merendahkan tegangan didalam alveoli dan mencegah kolaps paru setelah
ekspirasi. Surfaktan
diproduksi pada kehamilan 20 minggu dan sampai meningkat sampai usia 30-34
minggu.
Rangsangan
untuk bernapas berasal dari:
a. Kompresi
toraks janin pada proses kelahiran sedikit mendesak cairan dari saluran pernapasan, sehingga memperluas ruangan untuk
masuknya udara dan mempercepat pengeluaran air dari alveolus.
b. Rangsangan fisik ketika penanganan bayi selama persalinan dan kontak dengan permukaan
yang relative kasar diyakini merangsang pernapasan secara reflek dari kulit.
c. Rangsangan
berupa dingin, gravitasi, nyeri, cahaya, atau suara.
Upaya napas akan mengeluarkan cairan
dalam paru dan mengembangkann jaringan alveolus paru untuk pertama kali (surfaktan
dan aliran darah ke paru ).
Pernapasan
normal memiliki frekuensi rata-rata 40
kali/menit, interval frekuensi 30-60
kali/menit. Jenis
pernapasan adalah diafragma, abdomen, dan pernapasan hidung.
2.
System
Peredaran Darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat
sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan
foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan
duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali
pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan
itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan
pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen
kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan
menutup.
Vena umbilikus,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Peningkatan aliran darah paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru. Peningkatan aliran darah paru akan
mendorong peningkatan sirkulasi limfe dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
3.
Sistem Metabolisme Dan Pengaturan Suhu
Dilingkungan yang
dingin pengaturan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seseorang bayi yang dengan kedinginan untuk mendapatkan usaha untuk
mendapatkan panas tubuhhnya. Pengaturan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak cokelat untuk memproduksi panas.
Timbunan
lemak cokelat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan suhu 100%. Untuk membakar lemak cokelat, glukosa harus digunakan guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Mekanisme terjadinya hipotermia dimulai
dari asupan makanan yang kurang,
lemak
cokelat belum berkembang (26
minggu), permukaan tubuh lebih luas, lemak subkutan sedikit, dan respons vasomotor kurang
efektif. Mekanisme
hilangnya panas terjadi melalui:
a. Konveksi: Kehilangan panas karena udara yang
mengalir (mis kipas
angin, aliran ac,
jendela
terbuka)
b. Konduksi: Kehilangan panas karena menempel
pada benda dingin (mis, stetoskop, timbangan dll)
c. Radiasi: kehilangan panas bayi karena
diruang lebih dingin
dari suhu tubuh bayi. Pencegahannya
dengan mengatur suhu ruangan agar cukup hangat, menyelimuti
bayi terutama kepalanya (area
terluas)
d. Evaporasi: kehilangan panas karena tubuh bayi
yang basah (menguap bersama air yang menempal di tubuh bayi). Pencegahannya dengan segera
mengeringkan bayi.
Dampak hipotermia pada bayi dapat menimbulkan hipoksia, hipoglikemia,
asodosis metabolik, syok, DIC, atau kematian. Sedangkan hipertermia dapat
menyebabkan apnea, dehidrasi, asidosis metabolik, syok, kerusakan otak, atau
kematian.
Kehilangan berat badan awal dapat terjadi 10 hari pertama sebesar 10% dari
berat badan awal. Selanjutnya peningkatan berat badan 25 g sehari selama bulan
pertama yang berlipat dua kali pada 5 bulan, dan berlipat tiga pada akhir tahun
pertama.
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan menurun dalam waktu cepat
(1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a.
Melalui penggunaan air susu ibu (ASI). Bayi baru lahir sehat
harus didorong menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir.
b.
Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
c.
Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)
Gejala
hipoglikemia mungkin tidak jelas dan tidak khas dan dapat meliputi kejang,
haus, sianosis, apnea, menangis, lemah, letargi, lunglai, dan menolak makanan.
4.
Sistem Gastrointestinal
Kebutuhan nutrisi dan kalori janin
terpenuhi langsung dari ibu melalui plasenta, sehingga gerakan ususnya tidak
aktif dan tidak memerlukan enzim pencernaan, dan kolonisasi bakteri di usus
negatif. Setelah lahir gerakan usus mulai aktif, sehingga memerlukan enzim
pencernaan, dan kolonisasi bakteri di usus posistif. Syarat pemberian minum
adalah sirkulasi baik, bising usus positif, tidak ada kembung, pasasemekonium
posistif, tidak ada muntah dan sesak napas.
Refleks gumoh dan refleks batuk sudah terbentuk baik saat lahir. Kemampuan
bayi untuk menelan dan mencerna makanan selain susu masih terbatas. Hubungan
antara esofagus dan lambung masih belum sempurna (gumoh) dan kapasitas lambung
masih terbatas (30 cc)
Dua sampai tiga hari pertama kolon berisi mekonium yang lunak, berwarna
hijau kecoklatan, yang berasal dari saluran usus dan tersusun atas, mukus dan
sel epidermis. Warna yang khas berasal dari pigmen empedu. Beberapa jam sebelum
lahir usus masih steril, tetapi setelah itu bakteri menyerbu masuk. Pada hari
ke-3 atau ke-4 mekonium menghilang.
5.
Sistem Ginjal
Janin
membuang toksin dan homeostatis cairan/elektrolit melalui plasenta. Setelah
lahir ginjal berperan dalam homeostatis cairan/elektrolit. Lebih dari 90% bayi
berkemih dalah usia 24 jam, dan memproduksi urine 1-2 ml/jam. Pematangan ginjal
berkembang sampai usia gestasi 36 minggu.
6.
Sistem Hati
Fungsi hati
adalah metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan asam empedu. Hati juga
memiliki fungsi ekskresi (aliran empedu) dan detoksifikasi obat/toksin.
Bila
menemukan bayi kuning lebih dari 2 minggu dan feses berbentuk dempul ada
kemungkinan terjadi atresia bilier yang memerlukan operasi segera sebelum usia
8 minggu. Bilirubin saat lahir antara 1,8-2,8 mg/dl yang dapat meningkat sampai
5 pada hari ke-3 atau ke-4 karena maturitas sel hati.
7.
Sistem Neurologi
Bayi telah
dapat melihat dan mendengar sejak baru lahir sehingga membutuhkan stimulasi
suaran dan penglihatan. Setelah lahir jumlah dan ukuran sel saraf tidak
bertambah. Pembentukan sinaps terjadi secara progesif sejak lahir sampai usia 2
tahun. Mielinisasi (perkembangan serabut mielin) terjadi sejak janin 6 bulan
sampai dewasa. Golden period mulai trimester III sampai usia 2 tahun
pertambahan lingkar kepala (saat lahir kira-kira 36 cm, usia 6 bulan 44 cm,
usia 1 tahun 47 cm, usia 2 tahun 49 vm, 5 tahun 51, dewasa 56 cm). Saat lahir
bobot otak 25% dari berat dewasa, usia 6 bulan hampir 50%, usia 2 tahun
75%,usia 5 tahun 90%, usia 10 tahun 1000%.
8.
Sistem Imunologi
Sel
fagosit, granulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4 bulan.
Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang dewasa.
Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefisiensi sementara sehingga bayi mudah
terkena infeksi. Neonatus kurang bulan memiliki kulit yang masih rapuh, membran
mukosa yang mudah cedera, pertahanan tubuh lebih rendah sehingga berisiko
menglami infeksi yang lebih besar.
Perubahan
beberapa kekebalan alami meliputi perlindungan oleh kulit, membran mukosa,
fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,
dan perlindungan kimia oleh asam lambung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jelas bahwa orangtua harus melakukan banyak
penyesuaian dengan lahirnya anak mereka. Tetapi bayi yang baru lahir juga
dipaksa menjalani peralihan dari lingkungan yang ideal di dalam rahim kedunia
di luar kandungan ibunya, dunia yang jelas lebih keras dan bervariasi. Adaptasi bayi yang baru lahir diantaranya adalah :
a. System
Pernapasan
b. System
Peredaran Darah
c. Sistem Metabolisme Dan Pengaturan
Suhu
d.
Sistem Gastrointestinal
e.
Sistem Ginjal
f.
Sistem Hati
g.
Sistem Neurologi
h.
Sistem Imunologi
Terlepas dari apakah bayi anda lahir melalui
persalinan alami atau
pembedahan caesar, ia telah mengalami suatu pengalaman fisik yang sangat berat
dan melelahkan. Ia memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan dunia
barunya, dan sebenarnya sebagai respon
terhadap keletihan dari proses kelahiran,
B. Saran
Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC
Perpustakaan
nasional : Katalog dalam terbitan (KDT). 2001. Bayi Anda Tahun Pertama : Tip Bergambar Perawatan Bayi Tahap Demi Tahap. Jakarta : Arcan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar