Rabu, 29 Oktober 2014

Makalah Kanker Serviks (Ca Serviks)



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
Kanker Serviks merupakan kanker yang promer berasal serviks. Setengan juta kasus dilaporkan setiap tahunnya dan insidensinya lebih tinggi dinegara berkembang. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan belum rutinnya program skrining pap smear yang dilakukan. Di Amerika Latin, Gurun Sahara Afrika dan Asia Tenggara termasuk di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara.
Di indonesia dilaporkan jumlah kanker serviks baru adalah 100 per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Perjalanan karsinoma serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, di mulai dari karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker infasif. Studi-stidu epidemologi menunjukan 90% kanker serviks dihubungkan dengan human pappiloma virus (HPV). Beberapa bukti menunjukan bahwa kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk.

  1. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Reproduksi yang berjudul “Kanker Serviks”.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan pada gangguan reproduksi agar dapat menambah pengetahuan penulis ataupun pembaca.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Kanker serviks (leher rahim) adalah keganasan yang  bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker serviks sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel pra kanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut displasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.

B.     ETIOLOGI
Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker serviks. Virus HPV akan menyerang selaput di dalam mulut dan kerongkongan, serviks, serta anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker serviks dalam jangka panjang.          

Virus HPV terbagi dua, yaitu virus HPV beresiko rendah-penyebab kutil kelamin-dan virus HPV berisiko tinggi yang dapat engubah permukaan sel-sel vagina.Virus yang termasuk tipe virus HPV beresiko tinggi adalah virus HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan 45.

Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks
1.      Merokok.
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok. Karena kemampuan mukus diserviks untuk mengonsentrasikan karsinogen yang terdapat di dalam asap rokok.
2.      Infeksi HIV.
Seseorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuhnya kurang dapat memerangi infeksi HPV maupun kanker pada stadium awal.
3.      Infeksi Bakteri Klamidia.
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.
4.      Pil KB.
Penguunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker serviks.
5.      Hamil lebih dari tiga kali.
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan meiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
6.      Hamil pertama pada usia muda.
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilannya hingga berusia 25 tahun atau lebih. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat pembelahan sel diserviks selama masa tersebut saat terpajan virus.
7.      Riwayat keluarga.
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat kanker serviks pada keluarga.

C.     MANIFESTASI KLINIS
Kanker servik pada stadium awal tidak menimbulkan gejala.Gejalanya baru muncul saat sel kanker serviks sudah menginvansi jaringan disekitarnya.Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul :
1.      Perdarahan vagina yang bersifat abnormal.
2.      Perdarahan yang biasa terjadi adalah perdarahan setelah bersenggama, perdarahan setelah menopause, paerdarah dan bercak darah antara periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama dan lebih berat dari biasanya. Perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan panggul merupakan gejala umum kanker serviks, tetapi bukan prakanker.
3.      Keputihan yang tidak normal. Ciri-ciri keputihan tersebut diantaranya lendir kental, berwarna kuning atau kecoklatan, berbau busuk, dan gatal.
4.      Rasa sakit saat bersenggama.
5.      Penurunan berat badan secara drastis.
6.      Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Gejala kanker serviks pada stadium akhir dapat menimbulkan keluarnya air kemih dan tinja dari vagina.

D.    PATOFISIOLOGI
Mekanisme infeksi virus diawali dnegan protein menempel pada dinding sel dan mengekstraksi semua protein sel, kemudian protein sel itu ditandai (berupa garis-garis) berdasarkan polaritasnya. Selanjutnya, virus akan menginfeksikan materi genetiknya kedalam sel. Apabila materi genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen. Setelah terjadi mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Hal ini menyebabkan displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) menjadi bertambah banyak dan tidak terkendali, sehingga menyebabkan kanker.

E.     PATHWAY
TERLAMPIR

F.      JENIS KANKER SERVIKS
Ada dua jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.Sekitar 8 dari 10 jenis kasus kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa (sel-sel yang menutupi permukaan serviks) dan sisanya adalah adenokarsinoma (dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuata lendir).

G.    STADIUM KANKER SERVIKS
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. hal ini berkaitan dengan jenis pengobatan dan proepek pemulihan yang akan dilakukan stadium kanker sreviks sebagai berikut :
Stadium
Keterangan
0
Kanker serviks stadium 0 biasanya disebut karsinoma in situ. sel abnormal hanya ditemukan didalam lapisan serviks.
I

IA

IA1

IA2

IB
IB1
IB2
Kanker hanya di temukan pada leher rahim dan belum menyebar ke badan rahim.
Karsinoma yang didiagnosa baru hanya secara mikroskop dan belum menunjukna kalinan atau keluhan klinik.
Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam < 3mm, serta ukuran besar tumor < 7 mm.
Kanker sudah menyebar lebih dalam (> 3 mm – 5 mm) dengan lebar = 7 mm.
Ukuran kanker sudah > IA2
Ukuran tumor = 4 cm
Ukuran tumor > 4 cm
II

IIA
IIB
Kanker yang telah menyebar di luar leher rahim, tetapi tidak menyebar ke dinding pelvis atau 1/3 bagian bawah vagina.
Tumor jelas belum menyebar ke sekitar uterus.
Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar uterus.
III


IIIA
IIIB
Kanker yang telah menyebar hingga 1/3 bagian bawah vagina. mungkin telah menyebar ke dinding panggul dan telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
Kanker sudah menginvasi dinding panggul.
Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal atau hidronephrosis.
IV

IVA

IVB
Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rektum atau bagian tubuh lain seperti paru-paru, tulang dan hati.
Sel kanker menyebar pada alat atau organ yang dekat dengan serviks.
Kanker sudah menyebar pada alat atau organ yang jauh dari serviks.
   

H.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosis kanker serviks, dokter biasanya menyarankan pemeriksaan berikut :
1.      Pap smear, dilakukan pengambilan cairan vagina untuk diperiksa.
2.      Colposcopy atau teropong leher rahim (serviks). Pemeriksaan ini dilakukan jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukan adanya infeksi atau kejanggalan. Colposcopy adalah suatu prosedur ginekologik yang menerangi dan memperbesar vulva, dinding vagina, dan serviks untuk dideteksi dan diuji mengenai abnormalitas strukturnya.
3.      Biopsi, pengambilan sampel jaringan serviks untuk dilakukan pemeriksaan oleh ahli patologi.
4.      Kuretase Endoserviks. Ini merupakan sebuah prosedur untuk mengumpulkan sel-sel atau jaringan dari saluran leher rahim (serviks) menggunakan kuret (alat berbentuk seperti sendok). Jaringan sempel diambil dari saluran rahim dan diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda kanker.
5.      Pemeriksaan panggul. Tes ini digunakan untuk memeriksa vagina, leher rahim, rahim, tuba fallopi, ovarium, dan rektum. Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter atau perawat akan memasukan satu atau dua buah jari dari salah satu tangan kedalam vagina dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilumasi dengan minyak pelumas sebelumnya. Kemudian, tangan yang lainnya menekan pada perut bagian bawah. Hal ini dilakukan untuk merasakan ukuran, bentuk, serta posisi uterus dan ovarium.
6.      IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kenker serviks.
7.      Tes HPV DNA. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks untuk mkemudian diperiksa di laboratorium.
8.      Thin Prep (Liquid Base Cytology). Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan pap smear karena metode ini akan memeriksa seluruh bagian leher rahim.

Informasi dari pemeriksaan dan tes di atas digunakan untuk mengetahui ukuran tumor, seberapa jauh tumor setelah berkembang, dan penyebaran tumor ke kelenjar getah bening atau organ lain (metastase).
I.       PENGOBATAN
 Terdapat 3 jenis pengobatan utama kanker, yaitu operasi, radioterapi dan kemoterapi. berikut penjelasannya :
a.       Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks beberapa pengobatan melibatakan pengangkatan rahim (histerektomi) dan yang lain tidak. daftar ini mencangkup beberapa jenis operasi yang paling umum di lakukan pada pengobatan kanker serviks :
1.      Cryosurgery.
Sebuah probe metal yang di dinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan leher rahim. Cara ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukannya. Cryosurgery di gunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim (stadium 0), bukan kanker infasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.

2.      Bedah Leser.
Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil jaringan sel rahim untuk di pelajari. pembedahan laser hanya di gunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

3.      Koninasi.
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim. pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini desebut LEEP atau LEETZ). pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati tahap awal (stadium 0 atau stadium 1).

Cara ini jaringan digunakan sebagai stusatunya pengobatan, kecuali untuk wanita dengan kanker servik status dini yang ingin memiliki anak setelah biopsi, jaringan berbentuk kerucut diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. jika batas tepi lebih dari kerucut itu mengandung kanker atau prasel kanker, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

4.      Histerektomi.
Ø  Histerektomi sederhana.
Cara kerja metode ini adalah mengangkat rahim, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak di angkat, rahim dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut dan melalui vagina. Setelah dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil histerektomi stadium awal (stadium 1) dan mengobati stadium pra-kanker (stadium 0). Jika sel-sel ditemukan pada batas tepi konisosi.

Ø  Histerektomi Radikal dan Diseksi Kelenjar Getah Bening Panggul.
Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan didekatnya. Vagina bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Opersi ini paling sering melalui pemotongan bagian depan perut, bukan di lakukan melalui vagina.

5.      Trachelektomi.
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomi radikal memeungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. metode ini meliputi pengangkatan servik dan bagian atas vagina, kemudian meletakannya pada jaitan berbentuk kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam rahim. kelenjar getah bening didekatnya juga diangkat. operasi in bisa dilakukan melalui vagina atau perut.

Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. risiko terjadinya kekambuhan kanker sesudah pengobatan ini cukup rendah.

6.      Ekstenterasi Panggul.
Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada operasi jenis ini juga dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar. operasi ini dilakukan saat kanker servik kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya. diperlukan waktu enam bulan atau lebih untuk pulih operasi radikal ini.  namun, wanita yang pernah menjalani  operasi ini tetap dapat menjalani menjalani kehidupan dengan bahagia dan produktif.

b.      Radioterapi
Pada pengobatan kanker servik radioterapi di terapkan dengan melakukan radiasi eksternal yang di berikan bersama dengan kemoterapi dosis rendah. untuk jenis pengobatan radiasi interna, zat radioaktif dimasukan ke dalam silinder di dalam vagina kadang-kadang, bahan radioaktif ini di tempatkan di dalam jarum tipis yang dimasukan langsung ke tumor.

Pengobatan Implantasi radioaktif dosis rendah dapat diselesaikan hanya dalam waktu beberapa hari dan selama pengobatan pasien tetap berada di rumah sakit, sementara itu radioterapi dosis tinggi di lakukan dalam bentuk rawat jalan selama beberapa waktu. Untuk setiap sesi pengobatan, bahan radioaktif di masukan kedalam tumor selama beberapa menit, kemudian dikeluarkan kembali.

c.       Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan tersebut di berikan melaluli infus ke dalam pembuluh darah atau melalui mulut setelah obat masuk ke aliran darah, maka akan menyebar ke seluruh tubuh terkadangada beberapa obat yang diberikan dalam satu waktu.




J.       PENGOBATAN KANKER SERVIKS BERDASARKAN STADIUMNYA
a.       Stadium Prakanker (Stadium 0).
Stadium Prakanker hingga stadium 1 awal biasanya di obati dengan histerktomi. Apabila pasien masih ingin memiliki anak biasanya dilakukan metode LEEP atau Cone Biopsy.

b.      Stadium Awal (Stadium I dan II).
-          Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi.
-          Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerktomi, atau kemoterapi berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi.

c.       Stadium Lanjut (Stadium II akhir – IV awal).
Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat mempertimbangkan kemoterapi dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.
Jika kesembuhan tidak memungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah mengangkat atau menghancurkan sebanyak sel-sel kanker. Biasanya dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif – ditunjukan untuk mengurangi gejala-gejala.

K.    PENCEGAHAN, PENEPISAN, DETEKSI
a.       Pencegahan.
Bagi wanita semua umur, membatasi jumlah pasangan seks dan penggunaan kontrasepsi penghalang, seperti kondom dan diafraghma, sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker serviks.Modifikasi pola mkan yang sangat mengurangi resiko kanker serviks diantaranya dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A dan C dan asam folat.Selain itu, adalah dengan mencegah bertambahnya atau mengupayakan penghentian penggunaan rokok dan/atau alkohol.


b.      Penepisan.
Rekomendasi ACS sebagai sarana penapisan bagi wanita tanpa gejala adalah dengan pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan panggul bagi seluruh wanita yang telah melewati atau sedang dalam masa aktif seksual atau pada mereka yang telah berusia 18 tahun atau lebih. Setelah tiga kali atau lebih hasil pemeriksaan pap smear tahunan normal, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan lebih jarang sesuai anjuran dokter.

c.       Deteksi.
Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak menunjukan gejal ditentukan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan rektovaginal dan pemeriksaan bimanual dilakukan untuk melihat serviks, melakukan pemeriksaan pap smear, melakukan pemeriksaan kolposkopi, dan palpasi serviks dan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita yang memiliki gejala yang khas atau memiliki lesi pada serviks yang sangat mencurigakan.Dokter yang memeriksa harus mengambil bahan biopsi langsung.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kanker serviks (leher rahim) adalah keganasan yang  bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Penyebab dari kanker serviks diduga kuat adalah virus HPV, tetapi ada beberapa faktor resiko penyebab kenker serviks diantaranya :
a.       Merokok.
b.      Infeksi HIV.
c.       Infeksi bakteri klimida.
d.      Pil KB.
e.       Hamil lebih dari 3 kali.
f.       Hamil pertama pada usia muda.
g.      Riwayat keluarga.

B.     Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.














DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC
Katalog Dalam Terbitan. 2010. Stop Kanker. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Otto, Shirley E. 2003.Buku Saku Keperawatan Onkologi.Jakarta : EGC
Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer Obar
Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher Rahim Dan Indung Telur, dan sebagian ganggian lainnya, Jakarta : Pustaka Populer Obor

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar