BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Kanker
Serviks merupakan kanker yang promer berasal serviks. Setengan juta kasus
dilaporkan setiap tahunnya dan insidensinya lebih tinggi dinegara berkembang.
Hal ini kemungkinan besar diakibatkan belum rutinnya program skrining pap smear
yang dilakukan. Di Amerika Latin, Gurun Sahara Afrika dan Asia Tenggara
termasuk di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker
payudara.
Di
indonesia dilaporkan jumlah kanker serviks baru adalah 100 per 100.000 penduduk
per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan
menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Perjalanan
karsinoma serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui
tahapan atau multistep, di mulai dari karsinogenesis yang awal sampai
terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker infasif. Studi-stidu
epidemologi menunjukan 90% kanker serviks dihubungkan dengan human pappiloma
virus (HPV). Beberapa bukti menunjukan bahwa kanker dengan HPV negatif
ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk.
- Tujuan
Tujuan umum
penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Reproduksi yang berjudul “Kanker Serviks”.
Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang serta
penatalaksanaan pada gangguan reproduksi agar dapat menambah pengetahuan
penulis ataupun pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker serviks (leher rahim)
adalah keganasan yang bermula pada
sel-sel serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks.
Terjadinya kanker serviks
sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel
pra kanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut
displasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.
B. ETIOLOGI
Virus HPV diduga kuat
sebagai penyebab utama kanker serviks. Virus HPV akan menyerang selaput di
dalam mulut dan kerongkongan, serviks, serta anus. Apabila tidak segera
terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker
serviks dalam jangka panjang.
Virus HPV terbagi dua, yaitu
virus HPV beresiko rendah-penyebab kutil kelamin-dan virus HPV berisiko tinggi
yang dapat engubah permukaan sel-sel vagina.Virus yang termasuk tipe virus HPV
beresiko tinggi adalah virus HPV tipe 16, 18, 31, 33, dan 45.
Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker
serviks
1.
Merokok.
Wanita
yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks
dibandingkan mereka yang tidak merokok. Karena kemampuan mukus
diserviks untuk mengonsentrasikan karsinogen yang terdapat di dalam asap rokok.
2.
Infeksi
HIV.
Seseorang
wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuhnya kurang dapat
memerangi infeksi HPV maupun kanker pada stadium awal.
3.
Infeksi
Bakteri Klamidia.
Beberapa
penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia
saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.
4.
Pil
KB.
Penguunaan
pil KB dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker serviks.
5.
Hamil
lebih dari tiga kali.
Wanita
yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan meiliki resiko terjadinya
kanker serviks lebih tinggi.
6.
Hamil
pertama pada usia muda.
Wanita
yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih
memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan
wanita yang menunda kehamilannya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat pembelahan sel diserviks selama masa
tersebut saat terpajan virus.
7.
Riwayat
keluarga.
Apabila
ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko anda terkena
kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada
riwayat kanker serviks pada keluarga.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Kanker servik pada stadium
awal tidak menimbulkan gejala.Gejalanya baru muncul saat sel kanker serviks
sudah menginvansi jaringan disekitarnya.Berikut beberapa gejala yang mungkin
muncul
:
1. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal.
2. Perdarahan yang biasa terjadi adalah perdarahan
setelah bersenggama, perdarahan setelah menopause, paerdarah dan bercak darah
antara periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama dan lebih
berat dari biasanya. Perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan
panggul merupakan gejala umum kanker serviks, tetapi bukan prakanker.
3. Keputihan yang tidak normal. Ciri-ciri keputihan
tersebut diantaranya lendir kental, berwarna kuning atau kecoklatan, berbau busuk,
dan gatal.
4. Rasa sakit saat bersenggama.
5. Penurunan
berat badan secara drastis.
6. Apabila
kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri
punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Gejala kanker serviks pada stadium
akhir dapat menimbulkan keluarnya air kemih dan tinja dari vagina.
D.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme
infeksi virus diawali dnegan protein menempel pada dinding sel dan
mengekstraksi semua protein sel, kemudian protein sel itu ditandai (berupa
garis-garis) berdasarkan polaritasnya. Selanjutnya, virus akan menginfeksikan
materi genetiknya kedalam sel. Apabila materi genetik virus ini bertemu dengan
materi genetik sel, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen. Setelah
terjadi mutasi, DNA virus akan bertambah banyak seiring pertambahan jumlah DNA
sel yang sedang bereplikasi. Hal ini menyebabkan displasia (pertumbuhan sel
yang tidak normal) menjadi bertambah banyak dan tidak terkendali, sehingga
menyebabkan kanker.
E.
PATHWAY
TERLAMPIR
F.
JENIS KANKER SERVIKS
Ada dua jenis utama kanker
serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.Sekitar 8 dari 10
jenis kasus kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa (sel-sel yang menutupi
permukaan serviks) dan sisanya adalah adenokarsinoma (dimulai pada sel-sel kelenjar
yang membuata lendir).
G.
STADIUM KANKER SERVIKS
Penentuan
stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. hal ini berkaitan dengan
jenis pengobatan dan proepek pemulihan yang akan dilakukan stadium kanker
sreviks sebagai berikut :
Stadium
|
Keterangan
|
0
|
Kanker serviks stadium 0 biasanya
disebut karsinoma in situ. sel abnormal hanya ditemukan didalam lapisan
serviks.
|
I
IA
IA1
IA2
IB
IB1
IB2
|
Kanker hanya di temukan pada leher
rahim dan belum menyebar ke badan rahim.
Karsinoma yang didiagnosa baru hanya
secara mikroskop dan belum menunjukna kalinan atau keluhan klinik.
Kanker sudah mulai menyebar ke
jaringan otot dengan dalam < 3mm, serta ukuran besar tumor < 7 mm.
Kanker sudah menyebar lebih dalam
(> 3 mm – 5 mm) dengan lebar = 7 mm.
Ukuran kanker sudah > IA2
Ukuran tumor = 4 cm
Ukuran tumor > 4 cm
|
II
IIA
IIB
|
Kanker yang telah menyebar di luar
leher rahim, tetapi tidak menyebar ke dinding pelvis atau 1/3 bagian bawah
vagina.
Tumor jelas belum menyebar ke sekitar
uterus.
Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar
uterus.
|
III
IIIA
IIIB
|
Kanker yang telah menyebar hingga 1/3
bagian bawah vagina. mungkin telah menyebar ke dinding panggul dan telah
menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
Kanker sudah menginvasi dinding
panggul.
Kanker menyerang dinding panggul
disertai gangguan fungsi ginjal atau hidronephrosis.
|
IV
IVA
IVB
|
Kanker telah menyebar ke kandung
kemih, rektum atau bagian tubuh lain seperti paru-paru, tulang dan hati.
Sel kanker menyebar pada alat atau
organ yang dekat dengan serviks.
Kanker sudah menyebar pada alat atau
organ yang jauh dari serviks.
|

H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosis kanker serviks, dokter biasanya menyarankan
pemeriksaan berikut :
1.
Pap
smear, dilakukan pengambilan cairan vagina untuk diperiksa.
2. Colposcopy atau teropong leher rahim (serviks).
Pemeriksaan ini dilakukan jika semua hasil tes pada metode sebelumnya
menunjukan adanya infeksi atau kejanggalan. Colposcopy adalah suatu prosedur
ginekologik yang menerangi dan memperbesar vulva, dinding vagina, dan serviks
untuk dideteksi dan diuji mengenai abnormalitas strukturnya.
3. Biopsi, pengambilan sampel jaringan serviks untuk
dilakukan pemeriksaan oleh ahli patologi.
4. Kuretase
Endoserviks. Ini merupakan sebuah prosedur untuk mengumpulkan sel-sel atau
jaringan dari saluran leher rahim (serviks) menggunakan kuret (alat berbentuk
seperti sendok). Jaringan sempel diambil dari saluran rahim dan diperiksa
dibawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda kanker.
5. Pemeriksaan panggul. Tes ini digunakan
untuk memeriksa vagina, leher rahim, rahim, tuba fallopi, ovarium, dan rektum.
Dalam prosedur pemeriksaan ini, dokter atau perawat akan memasukan satu atau
dua buah jari dari salah satu tangan kedalam vagina dengan menggunakan sarung
tangan yang telah dilumasi dengan minyak pelumas sebelumnya. Kemudian, tangan
yang lainnya menekan pada perut bagian bawah. Hal ini dilakukan untuk merasakan
ukuran, bentuk, serta posisi uterus dan ovarium.
6. IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan pemeriksaan leher rahim
(serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Apabila setelah
pulasan terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka
kemungkinan ada kelainan tahap pra kenker serviks.
7. Tes
HPV DNA. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks untuk mkemudian diperiksa
di laboratorium.
8. Thin
Prep (Liquid Base Cytology). Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan pap
smear karena metode ini akan memeriksa seluruh bagian leher rahim.
Informasi dari pemeriksaan
dan tes di atas digunakan untuk mengetahui ukuran tumor, seberapa jauh tumor
setelah berkembang, dan penyebaran tumor ke kelenjar getah bening atau organ
lain (metastase).
I.
PENGOBATAN
Terdapat 3 jenis pengobatan utama kanker,
yaitu operasi, radioterapi dan kemoterapi. berikut penjelasannya :
a. Operasi
Ada beberapa
jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks beberapa pengobatan melibatakan
pengangkatan rahim (histerektomi) dan yang lain tidak. daftar ini mencangkup
beberapa jenis operasi yang paling umum di lakukan pada pengobatan kanker
serviks :
1. Cryosurgery.
Sebuah
probe metal yang di dinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina
dan leher rahim. Cara ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara
membekukannya. Cryosurgery di gunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya
ada di dalam leher rahim (stadium 0), bukan kanker infasif yang telah menyebar
ke luar leher rahim.
2. Bedah
Leser.
Cara
ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel-sel atau menghapus
sebagian kecil jaringan sel rahim untuk di pelajari. pembedahan laser hanya di
gunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif (stadium 0).
3. Koninasi.
Sepotong
jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim. pemotongan
dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang dipanaskan oleh
listrik (prosedur ini desebut LEEP atau LEETZ). pendekatan ini dapat digunakan
untuk menemukan atau mengobati tahap awal (stadium 0 atau stadium 1).
Cara
ini jaringan digunakan sebagai stusatunya pengobatan, kecuali untuk wanita
dengan kanker servik status dini yang ingin memiliki anak setelah biopsi,
jaringan berbentuk kerucut diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. jika
batas tepi lebih dari kerucut itu mengandung kanker atau prasel kanker, maka
diperlukan pengobatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel
kankernya telah diangkat.
4. Histerektomi.
Ø Histerektomi
sederhana.
Cara kerja metode ini
adalah mengangkat rahim, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di
dekatnya. vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak di angkat, rahim
dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut dan melalui vagina.
Setelah dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil histerektomi
stadium awal (stadium 1) dan mengobati stadium pra-kanker (stadium 0). Jika
sel-sel ditemukan pada batas tepi konisosi.
Ø Histerektomi
Radikal dan Diseksi Kelenjar Getah Bening Panggul.
Pada operasi ini,
dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan didekatnya. Vagina bagian
atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening
yang berada di daerah panggul. Opersi ini paling sering melalui pemotongan
bagian depan perut, bukan di lakukan melalui vagina.

5. Trachelektomi.
Sebuah
prosedur yang disebut trachelectomi radikal memeungkinkan wanita muda dengan
kanker stadium awal dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. metode ini
meliputi pengangkatan servik dan bagian atas vagina, kemudian meletakannya pada
jaitan berbentuk kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam
rahim. kelenjar getah bening didekatnya juga diangkat. operasi in bisa
dilakukan melalui vagina atau perut.
Setelah
operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan jangka panjang dan
melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. risiko terjadinya kekambuhan
kanker sesudah pengobatan ini cukup rendah.
6. Ekstenterasi
Panggul.
Selain
mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada operasi jenis ini
juga dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus
besar. operasi ini dilakukan saat kanker servik kambuh kembali setelah
pengobatan sebelumnya. diperlukan waktu enam bulan atau lebih untuk pulih
operasi radikal ini. namun, wanita yang
pernah menjalani operasi ini tetap dapat
menjalani menjalani kehidupan dengan bahagia dan produktif.
b. Radioterapi
Pada
pengobatan kanker servik radioterapi di terapkan dengan melakukan radiasi
eksternal yang di berikan bersama dengan kemoterapi dosis rendah. untuk jenis
pengobatan radiasi interna, zat radioaktif dimasukan ke dalam silinder di dalam
vagina kadang-kadang, bahan radioaktif ini di tempatkan di dalam jarum tipis
yang dimasukan langsung ke tumor.
Pengobatan
Implantasi radioaktif dosis rendah dapat diselesaikan hanya dalam waktu
beberapa hari dan selama pengobatan pasien tetap berada di rumah sakit,
sementara itu radioterapi dosis tinggi di lakukan dalam bentuk rawat jalan
selama beberapa waktu. Untuk setiap sesi pengobatan, bahan radioaktif di
masukan kedalam tumor selama beberapa menit, kemudian dikeluarkan kembali.
c. Kemoterapi
Kemoterapi
adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya
obat-obatan tersebut di berikan melaluli infus ke dalam pembuluh darah atau
melalui mulut setelah obat masuk ke aliran darah, maka akan menyebar ke seluruh
tubuh terkadangada beberapa obat yang diberikan dalam satu waktu.
J. PENGOBATAN
KANKER SERVIKS BERDASARKAN STADIUMNYA
a. Stadium
Prakanker (Stadium 0).
Stadium
Prakanker hingga stadium 1 awal biasanya di obati dengan histerktomi. Apabila
pasien masih ingin memiliki anak biasanya dilakukan metode LEEP atau Cone
Biopsy.
b. Stadium
Awal (Stadium I dan II).
-
Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm
biasanya dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan atau tanpa
kemoterapi.
-
Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm
biasanya dilakukan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerktomi,
atau kemoterapi berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi.
c. Stadium
Lanjut (Stadium II akhir – IV awal).
Kanker
serviks pada stadium ini dapat diobati dengan radioterapi dan kemoterapi
berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat
mempertimbangkan kemoterapi dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan
cisplatin.
Jika
kesembuhan tidak memungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah mengangkat
atau menghancurkan sebanyak sel-sel kanker. Biasanya dilakukan pengobatan yang
bersifat paliatif – ditunjukan untuk mengurangi gejala-gejala.
K. PENCEGAHAN,
PENEPISAN, DETEKSI
a. Pencegahan.
Bagi wanita semua umur, membatasi jumlah pasangan seks
dan penggunaan kontrasepsi penghalang, seperti kondom dan diafraghma, sangat
dianjurkan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker serviks.Modifikasi pola
mkan yang sangat mengurangi resiko kanker serviks diantaranya dengan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A dan C dan asam
folat.Selain itu, adalah dengan mencegah bertambahnya atau mengupayakan
penghentian penggunaan rokok dan/atau alkohol.
b. Penepisan.
Rekomendasi ACS sebagai sarana penapisan bagi wanita
tanpa gejala adalah dengan pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan panggul bagi
seluruh wanita yang telah melewati atau sedang dalam masa aktif seksual atau
pada mereka yang telah berusia 18 tahun atau lebih. Setelah tiga kali atau
lebih hasil pemeriksaan pap smear tahunan normal, pemeriksaan tersebut dapat
dilakukan lebih jarang sesuai anjuran dokter.
c. Deteksi.
Deteksi kanker serviks pada wanita yang tidak
menunjukan gejal ditentukan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
rektovaginal dan pemeriksaan bimanual dilakukan untuk melihat serviks,
melakukan pemeriksaan pap smear, melakukan pemeriksaan kolposkopi, dan palpasi
serviks dan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan kolposkopi dapat dilakukan pada wanita
yang memiliki gejala yang khas atau memiliki lesi pada serviks yang sangat
mencurigakan.Dokter yang memeriksa harus mengambil bahan biopsi langsung.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker serviks (leher rahim)
adalah keganasan yang bermula pada
sel-sel serviks (leher rahim). Penyebab dari kanker serviks
diduga kuat adalah virus HPV, tetapi ada beberapa faktor resiko penyebab kenker
serviks diantaranya :
a. Merokok.
b. Infeksi
HIV.
c. Infeksi
bakteri klimida.
d. Pil
KB.
e. Hamil
lebih dari 3 kali.
f. Hamil
pertama pada usia muda.
g. Riwayat
keluarga.
B.
Saran
Penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta :
EGC
Katalog Dalam Terbitan. 2010. Stop
Kanker. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Otto, Shirley E. 2003.Buku Saku Keperawatan Onkologi.Jakarta : EGC
Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer
Obar
Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks.
Yogyakarta : Sinar Kejora
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker Rahim/Leher
Rahim Dan Indung Telur, dan sebagian ganggian lainnya, Jakarta : Pustaka
Populer Obor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar